Kain Besurek, Batik Asli Bengkulu Peninggalan dari Sentot Alibasyah

Kain Besurek, Batik Asli Bengkulu Peninggalan dari Sentot Alibasyah

Kain Besurek, Batik Asli Bengkulu Peninggalan dari Sentot Alibasyah--

RADARUTARA.ID - Provinsi Bengkulu juga memiliki batik. Batik khas Bumi Raflessia ini sesuai dengan budaya setempat yang kental akan pengaruh agama Islam. Batik kreasi dari Bengkulu umumnya disebut dengan kain besurek.

Nama kain besurek sendiri berasal dari bahasa Bengkulu. Kata tersebut asalnya dari suku kata "be" termasuk awalan dengan pengertian "ber" dan "surek" yang artinya "surat" atau "tulisan".

Penerjemahan bebas dari kata 'besurek' yaitu 'bersurat' atau 'bertulisan'. Kain besurek bermakna kain yang sudah dipenuhi dengan surat atau tulisan berciri tulisan kaligrafi Arab.

Di abad 16, agama Islam sudah berkembang pesat di daerah Bengkulu, kebudayaan Islam sangat berpengaruh dalam perkembangan seni budaya di Bengkulu, pengaruh luar masuk ke Bengkulu sejalan dengan hadirnya pedagang bangsa India, China, Eropa dan Bangsa Arab.

BACA JUGA:Tercepat 16 Tahun, Berikut Rincian Daftar Masa Tunggu Haji Setiap Daerah di Indonesia

Kain Besurek telah mengakar di masyarakat kota Bengkulu di masa itu, hal ini terbukti dari kekhasan motifnya kaligrafi tulisan huruf Arab.

Untuk Sejarah awal pertumbuhan kain besurek di Bengkulu, belum diketahui secara pasti. Menurut pemuka adat ataupun pemuka masyarakat Bengkulu, penggunaan kain besurek sudah ada sejak lama dan saat upacara-upacara adat terutama di Kota Bengkulu.

Ada teori yang mengatakan bahwa sejarah awal perkembangan kain besurek di Bengkulu bermula sejak hijrahnya Sentot Alibasyah, seorang panglima Pangeran Diponegoro, beserta sanak saudara dan pengikut-pengikutnya ke Bengkulu. Terbukti awal mukanya ternyata masyarakat pemakai dan perajin kain besurek sebagian besar dari keturunannya.

BACA JUGA:Berikut Jadwal Pengumuman dan Cara Unduh Sertifikat Nilai Hasil UTBK SNBT 2024

Penggunaan kain besurek awal mulanya hanya terbatas untuk upacara-upacara adat seperti diganakan untuk pengapit pengantin pria terutama "destar" atau topi khas Bengkulu dalam prosesi pernikahan.

Untuk acara calon pengantin putri juga dipakai ketika prosesi pemandian, siraman, bedabung atau mengikir gigi, ziarah kubur, akad nikah serta upacara perkawinan, sampiran bilik pengantin.

Perkembangan kain besurek di Bengkulu sampai sekarang ini semakin pesat, berhasil mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan masyarakat lokal.

Penggunaannya juga tidak lagi terbatas saat perayaan atau upacara adat, tetapi untuk digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti busana kerja dan busana resmi saat ada kegiatan di daerah.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: