Harga CPO Naik ke Level US$1.000, Petani Sawit di Indonesia Siap-siap Kebanjiran Cuan

Harga CPO Naik ke Level US$1.000, Petani Sawit di Indonesia Siap-siap Kebanjiran Cuan

Harga CPO Naik ke Level US$ 1.000 , Petani Sawit di Indonesia Siap-siap Kebanjiran Cuan--

BACA JUGA:Spesifikasi Royal Enfield Classic 500 Pegasus Milik Ananda Omesh yang Dilelang untuk Membantu Palestina

Proyeksi Minyak Nabati

Di satu sisi, Thomas, menjelaskan, peningkatan produksi minyak matahari dan repeseed terus mengalami peningkatan di bulan Oktober-Desember 2023. Dan akan melambat di bulan Januari-Juni 2024.

Sementara produksi minyak kedelai diperkirakan bakal meningkat sebesar 2,2 juta ton dan ketergantungan dunia akan minyak kedelai diperkirakan meningkat dan mencapai di level tertinggi bahkan, akan mengalami surplus dalam produksinya.

"Bayangkan ke depan, kedelai akan menjadi tanaman penting yang pertumbuhannya akan lebih besar tetapi tidak ada kepastian permintaan. Saat, ini 1 juta ton kedelai digunakan setiap harinya," pungkas Thomas. 

Dengan kondisi demikian, prospek defisit produksi global di tahun 2023-2024 kemungkinan akan menyebabkan naiknya harga minyak nabati, tak terkecuali minyak sawit. 

BACA JUGA:Tempuh 500 KM Sekali Cas Baterai, Suzuki Akan Produksi Massal SUV Listrik eVX Mulai Akhir 2024

Di sisi lain, Nagarai, mengungkapkan, bahwa suplai minyak bunga matahari dan minyak repeseed yang melimpah juga akan menjadi pesaing minyak kelapa sawit.

"Produksi minyak bunga matahari dan repeseed di Uni Eropa dan Kanada meningkat 2,75 juta metrik ton ke 19,59 juta metrik ton pada 2022-2023. Namun diprediksi akan menurun sebanyak 0,5 juta metrik ton di 2023-2024. Uni Eropa sudah berkembang menjadi produsen terdepan untuk bunga matahari di periode 2022-2023," tuturnya. 

Ditambahkan Nagarai, peningkatan konsumsi industri minyak nabati secara global didorong oleh America Serikat dan Indonesia. 

Kebijakan Indonesia, ini berkaitan dengan implementasi biodiesel B35 dan akan ditingkatkan menjadi B40 di tahun 2024. Masih Nagarai, peningkatan dari B35 ke B40 akan meningkatkan konsumsi minyak kelapa sawit hingga 12,45 juta metrik ton. Lalu, peningkatan investasi terhadap energi terbarukan juga akan ikut meningkatkan konsumsi minyak nabati di America Serikat. 

Sebagai informasi, konsumsi minyak nabati global dalam sektor industri saat ini totalnya meningkat 8.26 persen sejak tahun 2022 dan diprediksi bakal tumbuh 1,78 persen sampai di akhir tahun.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: