Walaupun Keramat Wisata Religi Gunung Tidar Jadi Saksi Bisu Perjuangan Syekh Subakir

Walaupun Keramat Wisata Religi Gunung Tidar Jadi Saksi Bisu Perjuangan Syekh Subakir

Walaupun Keramat Wisata Religi Gunung Tidar Jadi Saksi Bisu Perjuangan Syekh Subakir--

RADARUTARA.ID - Istilah “Pakunya Tanah Jawa”. Hal ini berhubungan erat pada kisah Syekh Subakir sebagai seorang yang memegang peran besar dalam penyebaran agama Islam di Kota Magelang.

Sedangkan “Mati lan Modar” adalah asal usul nama Tidar tutur salah satu anggota Unit Pelaksana Teknis Gunung Tidar. Dikatakan sebagai mati dan modar pasalnya pada zaman dulu Gunung Tidar terkenal dengan aura mengerikan sampai kebanyakan orang tidak mau untuk pergi kesana.

Katanya dari cerita salah satu juru kunci Gunung Tidar, Syekh Subakir tergerak untuk pergi ke tanah Jawa setelah melihat sorot cahaya terang yang asalnya dari Kota Magelang. Penulis menyampaikan dulunya karena sejarah dari Syekh Subakir sendiri yang masih simpang siur.

Waktu itu tanah Jawa masih dalam keadaan porak-poranda di bawah pengaruh kekuasaan mahluk halus dan jin. Usaha penyebaran agama Islam dari para leluhur ulama selalu saja digagalkan.

BACA JUGA:Kesaktian Syekh Maulana Malik Ibrahim, Lebur Pasir jadi Emas

BACA JUGA:Kisah 3 Pendekar Sakti di Tanah Jawa yang Menghilang Tanpa Jejak, Ada yang Berhasil Menyatukan Nusantara

Setelah sampai di tanah Jawa Syekh Subakir secepatnya menancapkan batu hitam yang ia bawa dari Arab ditengah Puncak Gunung Tidar. Tak menunggu waktu lama kemudian muncul kekuatan gaib suci serta hawa panas menghempas seluruh mahluk halus, lelembut, siluman, jin langsung pergi dari tanah Jawa.

Tidak ada yang menyangkan bahwa kedatangan Syekh Subakir disertai tindakannya itu mengundang perhatian dari Sabda Palon yanh merupakan raja dari bangsa mahluk halus. Kemudian, Sabda Palon langsung menemui Syekh Subakir lalu bertanya maksud dan tujuan ditancapkannya batu hitam itu. Kemudian perdebatan pun terjadi, mereka saling adu kesaktian.

Katanya, peperangan antar mereka berlangsung selama 40 hari 40 malam. Sampai Sabda Palon atau Ki Semar Badranaya pada akhirnya menawarkan sebuah perjanjian.

Di perjanjian itu Syekh Subakir dan para ulama diperbolehkan untuk menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa akan tetapo dengan syarat tidak memaksa. Tak hanya itu, Sabda Palon juga mempersilahkan kepada para Raja Islam untuk berkuasa di tanah Jawa. Akan tetapo,  tetap menjaga adat istiadat dan budaya yang sudah ada.

BACA JUGA:Meskipun Indah, Taman Nasional Ini Ternyata Sangat Angker, Namun Tetap Jadi Tujuan Wisata

BACA JUGA:Misteri 3 Makam Keramat di Puncak Bukit Tidar, Selalu Ramai Dikunjungi Peziarah

BACA JUGA:Syekh Subakir Bukan Bertarung dengan Semar, Ini Kisah Sesungguhnya

Tak hanya kawasan wisata biasa, Gunung Tidar juga mempunyai area pemakaman yang kerap dipenuhi dengan peziarah. Biasanya para peziarah datang dengan motivasi mereka untuk memanjatkan doa kepada para alim ulama yang dimakamkan disitu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: