Misteri Dieng Plateau Wonosobo, Tempat Persemayaman Bagi Dewa dan Lelembut
Misteri Dieng Plateau Wonosobo: Tempat Persemayaman Bagi Dewa dan Lelembut--
RADARUTARA.ID - Dataran Tinggi Dieng atau Dieng Plateau merupakan kawasan wisata di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang menyimpan berjuta pesona. Kawasan yang dikelilingi oleh perbukitan ini dipercayai sebagai tempat persemayaman bagi para dewa dan lelembut.
Bukan hanya kondisi alamnya, Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo juga terkenal dengan mitos yang berkembang di masyarakat. Nama Dieng sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta, yakni Die Hieyang (Edi dan Aeng) yang artinya indah dan langka.
Kata Die Hieyang ini dipecah menjadi 3 suku kata, yakni “Die” memiliki makna sebagai ardhi, redi, wukir, dan arga yang bermakna gunung atau tempat tinggi yang misterius, indah, dan sempurna. Sementara “hyang” memiliki arti gaib, dewa, roh leluhur dan sesuatu yang bersifat ilahiah.
Sedangkan “Hayang” artinya tempat kediaman mahkluk-mahkluk astral atau ilahiah tersebut. Dari definisi itu, Plato Dieng dipercaya sebagai tempat bersemayam bagi para dewa dan mahkluk gaib.
BACA JUGA:7 Kesaktian Tali Pocong yang Dipercaya Hingga Sekarang, Mulai dari Penglaris Hingga Pengasihan
Tahapan pertama yang wajib dilakukan yaitu orang tua dari sang anak berambut gimbal wajib menuruti permintaan apapun dari sang anak.
Sesudah tahap ini selesai masih ada beberapa tahap selanjutjya sampai berakhir pada pemotongan rambut yang nantinya rambut tersebut akan dilarung ke pantai Selatan untuk dikembalikan kepada sang pemilik rambut, yakni Nyai Dewi Roro Rence.
Dari prosesi pelarungan rambut itu juga diiringi dengan ritual pemberian persembahan yaitu berupa hasil bumi yang bervariasi yang nantinya akan dilarung bersama-sama dengan rambut gimbal anak-anak yang dipotong.
Warga setempat percaya bahwa anak-anak berambut gimbal ini adalah titipan dari peguasa alam gaib sehingga wajib diperlakukan dengan khusus seperti seorang anak raja.
Masyarakat setempat percaya bahwa jika ritual ini dilakukan dengan benar, maka rambut si bocah yang sebelumnya gimbal akan kembali tumbuh dengan baik dan normal atau tidak gimbal lagi. Tetapi kalau ada salah satu tahapan ritual yang salah, maka rambut gimbal itu akan kembali tumbuh dan ritual ruwatan wajib kembali dilakukan.
Tak hanya itu, di kawasan Plato Dieng juga ada kompleks candi yang terkenal dengan Kompleks Candi Arjuna dengan luas 90 hektar (Ha).
Kompkeks candi ini terdiri atas lima bangunan candi, yakni Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Punradewa serta Candi Sembadra. Dipercaya oleh masyarakat bahaa kompleks Candi Arjuna ini sebagai tempat berkumpulnya para dewa dan mahkluk gaib.
Itu sebabnya, kawasan kompleks candi ini kerap dipakai sebagai tempat unruk bersembayang bahkan ritual pemotongan rambut gimbal bagi anak-anak di kawasan Plato Dieng juga dikerjakan pada kompleks candi ini.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: