Asal Usul Kelahiran Semar, Sang Tokoh Pewayangan Paling Terkenal di Tanah Jawa

Asal Usul Kelahiran Semar, Sang Tokoh Pewayangan Paling Terkenal di Tanah Jawa

Asal Usul Kelahiran Semar, Sang Tokoh Pewayangan Paling Terkenal di Tanah Jawa--

RADARUTARA.ID - Semar merupakan salah satu tokoh pewayangan Jawa yang paling terkenal. Semar juga dianggap sebagai leluhur Tanah Jawa

Lantas bagaimana si asal usulnya? berikut ini kami ulas.

Semar merupakan salah satu anak dari pasangan suami istri Sang Hyang Tunggal dan Dewi Rekotowati, yang tak lain merupakan putri dari Sang Hyang Rekoto Tomo.

Melalui perkawinan itu, Dewi Rekotowati melahirkan sebutir telur yang bercahaya. Hal itupun membuat Sang Hyang Tunggal merasa sangat kesal dan akhirnya membanting telur tersebut hingga pecah menjadi tiga bagian, yaitu cangkang, putih dan kuning telur.

BACA JUGA:Pakar Gizi Ungkap Perbandingan Antara Susu UHT dengan Susu Formula untuk Anak, Mana yang Lebih Baik?

Dimana ketiga bagian telur tersebut akhirnya menjelma menjadi sosok anak laki-laki. Yang berasal dari cangkang diberi nama Tedjo Moyo, Putihnya menjadi Ismoyo dan kuning telurnya itu menjadi Manismoyo.

Hingga tibalah suatu hari, Tejo Moyo berselisih dengan Ismoyo karena masing-masing ingin menjadi pewaris tahta kayangan

Oleh karena itu, akhirnya keduanya mengadakan perlombaan menelan gunung. Dimana Tejo Moyo berusaha melahap gunung tersebut dengan sekali telan namun justru mengalami kecelakaan, mulutnya robek dan matanya melebar. 

Kemudian, Ismoyo menggunakan cara lain yaitu dengan memakan gunung tersebut sedikit demi sedikit. Setelah melewati beberapa hari seluruh bagian gunung pun berpindah ke dalam tubuh Ismoyo, akan tetapi tidak berhasil yang dikeluarkan. Akibatnya sejak saat itu Ismoyo pun bertubuh bulat.

BACA JUGA:Bincang Perempuan, Raih Prestasi dan Ikuti Training Advance AMSI Didukung Internews-USAID MEDIA

Disi lain, Sang Hyang Tunggal yang mengetahui ambisi dan keserakahan kedua putranya itu, akhirnya memberikan hukuman.

Mereka dihukum menjadi manusia biasa dan harus turun ke dunia. Manik Moyo yang tidak melakukan kesalahan akhirnya diangkat sebagai raja kayangan Tribuana, bergelar batara guru.

Disisi lain Tejo Moyo dan Ismoyo yang mendapatkan hukuman turun ke dunia, masing-masing memakai nama yang berbeda, Tejo Moyo menggunakan nama Togok atau Tejo Mantri yang memiliki tugas untuk mengemong, mengasuh atau menuntun bangsa yang berwatak serakah dan bengis, kejam dan angkara murka.

Sementara itu, Ismoyo menggunakan nama Semar. Dimana ia bertugas untuk menuntun para manusia ksatria yang mempunyai watak santun dan berbudi luhur.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: