Misteri Kampung Pitu Gunung Kidul, yang Hanya Boleh Ditempati 7 Keluarga Saja

Misteri Kampung Pitu Gunung Kidul, yang Hanya Boleh Ditempati 7 Keluarga Saja

Misteri Kampung Pitu Gunungkidul, yang Hanya Boleh Ditempati 7 Keluarga Saja--

RADARUTARA.ID - Nama Kampung Pitu berasal dari Bahasa Jawa yang artinya kampung tujuh, adalah sebuah desa yang letaknya berada di timur Nglanggeran, Gunung Kidul.

Desa ini sangat kental dengan cerita misterius yang sulit dipahami oleh akal manusia. Hal ini lantaran adanya aturan bahwa kampung ini hanya diperbolehkan dihuni oleh tujuh kepala keluarga saja.

Aturan ini pun tidak boleh dilanggar, baik dari jumlah penduduk yang lebih banyak ataupun lebih sedikit, untuk menghindari bencana atau kekacauan yang bisa terjadi.

Tetapi, apakah benar bahwa kalau ada kepala keluarga yang kedelapan, kematian akan datang?

BACA JUGA:Viral! SMPN 1 Ponorogo Meminta Sumbangan ke Wali Murid untuk Membeli Alat Musik dan Mobil Baru

Kisah Kampung Pitu dimulai saat seorang abdi keraton Yogyakarta menemukan sebuah pohon besar. Pohon ini merupakan jenis kinah gadung wulung, yang dianggap sebagai benda paling keramat dan diwariskan sebagai pusaka keraton.

Konon katanya, dalam pohon kinah gadung wulung itu, ada sebuah benda pusaka yang mempunyai kekuatan dahsyat.

Abdi keraton itu mengumumkan bahwa bagi siapa saja yang berhasil menjaga pusaka dalam pohon ini akan memperoleh tanah yang luas untuk keturunannya.

Di masa itu, cuma satu orang yang berani menawarkan diri, yakni Eyang Iro Kromo. Namun sayangnya, pusaka itu mendadak hilang setelah beberapa tahun dijaga.

BACA JUGA:Daftar Universitas Terbaik di Indonesia Versi THE WUR, Calon Mahasiswa Baru Wajib Tahu

Sejak saat itulah, banyak orang dengan kekuatan supernatural yang datang dan ingin tinggal di kampung ini. Tetapi, walaupun banyak yang berusaha, hanya tujuh orang yang bisa bertahan.

Sampai sekarang ini, alasan pasti kenapa cuma ada tujuh kepala keluarga yang bisa tinggal di kampung ini masih menjadi misteri. Seperti ada kekuatan magis yang menjaga supaya jumlah penduduk tetap tujuh dan tidak boleh lebih.

Masyarakat di kampung tersebut masih sangat percaya dengan mitos dan larangan ini, sehingga mereka tidak ingin mengambil risiko untuk menambah penduduk.

Mereka percaya bahwa kalau ada yang berusaha menjadi penduduk kedelapan, maka akan terjadi banyak kejadian buruk seperti musibah, sakit, atau bahkan kematian.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: