Kisah Pilu Dibalik Slogan Penuh Harap, Banyak Anak Banyak Rezeki, Awal Mula Lahirnya Tanam Paksa

Kisah Pilu Dibalik Slogan Penuh Harap, Banyak Anak Banyak Rezeki, Awal Mula Lahirnya Tanam Paksa

Kisah Pilu Dibalik Slogan Penuh Harap, Banyak Anak Banyak Rezeki. Awal Mula Lahirnya Tanam Paksa.--

RADARUTARA.ID - Pemerintah Hindia Belanda memberlakukan sistem tanam paksa pada tahun 1847 yang diprakarsai oleh Johannes Van Den Bosch yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Sistem tanam paksa mengharuskan penanaman tanaman ekspor yang dapat dipasarkan dan warga pribumi terpaksa menyerahkan hasil panennya hanya kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Selain  di Jawa, sistem tanam paksa juga diterapkan di Minahasa, dan Sumatra seperti Lampung, dan Palembang.

BACA JUGA:Propaganda Kolonial Belanda untuk Menambah Pekerja Pribumi Dibalik Slogan Banyak Anak Banyak Rezeki

Lalu apa hubungannya sistem tanam paksa ini dengan istilah banyak anak banyak rezeki

Seringkali kita mendengar ungkapan “Banyak Anak Banyak Rezeki” yang terdengar penuh harapan. Ungkapan ini sering diucapkan dengan keyakinan bahwa keluarga yang kaya akan anak akan mendapat keberkahan dan keberlimpahan.

Namun tahukah kamu kalau slogan ini berakar lebih dalam pada sejarah kolonial Belanda.

Sejarah ini bermula setelah Perang Besar Diponegora tahun 1825-1830 yang memakan korban jiwa sekitar 200 ribu jiwa. Akibat perang ini, Belanda harus terlilit hutang  yang jumlahnya sangat besar, yaitu sekitar 32 juta gulden. Di tengah krisis ekonomi, Gubernur Belanda  Van den Bosch mengusulkan  solusi radikal: sistem tanam paksa.

BACA JUGA:Rawan Kecurangan, PPK Perketat 4 TPS Sulit di Marga Sakti Sebelat

Sistem tanam paksa adalah konsep yang sederhana namun kejam. Masyarakat diharuskan menanam produk ekspor seperti kopi di tanahnya, dan hasil panennya harus diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah Belanda.

Sebagai imbalannya, mereka tidak lagi membayar pajak tanah. Jadi orang Jawa membayar pajak bukan hanya  dengan uang, tapi juga dengan hasil panennya.

Keputusan untuk memperkenalkan tanam paksa  mengubah sejarah Jawa. Seluruh Pulau Jawa harus menanggung beban sistem yang tidak adil ini.

Belanda sendiri memerlukan upaya lebih untuk menjaga roda perekonomiannya tetap berputar dalam sistem tanam paksa. Hal inilah yang kemudian menjadi bibit pertumbuhan penduduk yang signifikan pada masa penjajahan Jawa.

BACA JUGA:Menarik Tuah Surat Al-Falaq Ayat 3, Melindungi Manusia dari Jahatnya Kegelapan Malam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: