Alasan Mengapa Kita Tidak Boleh Menggunakan Kembali Botol Minum Air Kemasan

Alasan Mengapa Kita Tidak Boleh Menggunakan Kembali Botol Minum Air Kemasan

Alasan Mengapa Kita Tidak Boleh Menggunakan Kembali Botol Minum Air Kemasan--

RADARUTARA.ID - Saat meminum air kemasan botol plastik, Anda juga akan menelan dosis mikroplastik yang tidak sehat serta partikel plastik kecil berukuran kurang dari 5mm.

Partikel-partikel ini tidak terurai dengan mudah dan akan menumpuk seiring waktu di tubuh kita, ini merupakan sebuah proses yang disebut bioakumulasi.

Meskipun belum ada bukti yang jelas antara mikroplastik dan penyakit serius, para peneliti semakin mengkhawatirkan efek jangka panjangnya terhadap tubuh kita.

Studi yang menyelidiki mikroplastik dalam air kemasan telah melaporkan sebagian besar ukuran partikel kurang dari 1 mm, yang dilepaskan dari bahan botol, leher botol, dan tutupnya.

BACA JUGA:Terduga Pelaku dan Korban Pemerkosaan di Bekasi Sudah Lanjut Usia, Polisi Sulit Gali Keterangan

Warna partikel yang berasal dari bahan botol itu sendiri transparan sedangkan yang berasal dari tutupnya berwarna biru atau hijau.

Polimer plastik yang terdeteksi paling tinggi adalah polyethylene terephthalate (PET) yang digunakan untuk pembuatan bahan botol dan tutup.

Studi juga memberikan bukti bahwa mikroplastik dalam air kemasan disebabkan oleh berbagai faktor seperti tekanan fisik selama pengangkutan, guncangan botol, dan injeksi air bertekanan tinggi ke dalam botol di pabrik produksi.

Selain itu, dampak termal selama penyimpanan juga memperburuk proses fragmentasi.

BACA JUGA:Kronologi Insiden Mencengangkan di Bekasi, Seorang Kakek 75 Tahun Perkosa Nenek 95 Tahun

Botol air PET yang dapat digunakan kembali memiliki partikel mikroplastik yang lebih tinggi daripada botol PET sekali pakai.Sering membuka dan menutup botol juga menyebabkan lebih banyak partikel yang terbentuk akibat gesekan.

Lantas sejauh mana partikel mikroplastik yang ditemukan dalam air kemasan mengancam kesehatan manusia?

Para peneliti telah mengembangkan sejumlah hipotesis tentang bahaya fisik dan kimia.

Tidak ada penelitian yang dipublikasikan yang secara langsung mempelajari dampak partikel plastik pada manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: