Faktor Ekonomi, 2 Warga Tolak Isolasi Mandiri
TAP RU - Upaya penerapan sistem isolasi mandiri bagi masyarakat yang baru tiba dari wilayah zona merah atau daerah terpapar wabah Covid-19, tampaknya tak mampu jika hanya melalui kegiatan sosialisasi semata. Hal ini dibuktikan adanya aksi penolakan warga di Kecamatan Tanjung Agung Palik, yang menolak untuk isolasi mandiri, karena alasan ekonomi keluarga. Ketua Gugus Tugas Kecamatan TAP, Benhar, S.Ip ketika dikonfirmasi RU tidak menampik adanya aksi penolakan warga tersebut. \"Iya, ada dua warga yang menolak untuk melaksanakan isolasi mandiri. Dua warga itu berada di Desa Tanjung Agung dan Desa Alun Dua,\" aku Benhar. Dijelaskannya, sesuai dengan SOP kesehatan dan instruksi pemerintah, kedua warga tersebut memang wajib untuk melakukan isolasi mandiri lantaran baru tiba dari Kota Medan dan Jakarta. Hanya saja, dengan statusnya sebagai kepala keluarga dan profesinya sebagai sopir, ia mengaku belum bisa melakukan isolasi mandiri. Sebab, jika dirinya melakukan isolasi mandiri, kebutuhan makan dan biaya hidup anak istrinya tidak ada yang menanggung. \"Kami sudah turun menemuinya. Dalam kesempatan itu, mereka mau untuk melakukan isolasi mandiri. Hanya saja ia meminta ada yang memenuhi kebutuhan keluarganya. Tapi sejauh ini kami belum bisa memberikan jaminan tersebut. Sebab, dari Gugus Tugas Kabupaten Bengkulu Utara belum merespon laporan ini. Sementara kami di tingkat kecamatan, tidak memiliki persiapan apapun terkait dengan kebutuhan pangan maupun APD. Sebab, anggarannya untuk penanganan Covid-19 tidak ada di kecamatan,\" jelas camat. Ditambahkannya, selama ini warga yang melakukan isolasi mandiri juga sudah mendapatkan bantuan pangan dari pemerintah, untuk gelombang pertama yaitu sebanyak 42 paket bantuan. Hanya saja untuk warga yang baru-baru ini melakukan isolasi mandiri dan termasuk dua orang tersebut, dengan total tambahan 8 orang, belum bisa mendapatkan bantuan pangan. \"Tapi jika bantuan tersebut nanti turun. Bantuan berupa beras 5 Kg dan ada beberapa bahan pangan lainnya tidak akan cukup untuk makan selama 14 hari. Kecuali yang melakukan isolasi mandiri itu statusnya anak atau istri. Tapi, kalau kepala keluarga tidak akan bisa terpenuhi bantuan segitu. Sebab, kebutuhan selama 14 hari yang dibutuhkan seorang kepala keluarga, juga harus mencukupi kebutuhan makan keluarganya,\" tandas camat. (sfa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share:
- 1 Hitung Sementara Pilgub Bengkulu di Dapil IV Bengkulu Utara, Begini Hasilnya
- 2 Real Count MSCI Pilbup 2024 Pukul 15.00 WIB, Arie- Sumarno dari 20 TPS Raih 96,85 Persen Suara
- 3 Hitung Suara, HM Kalah Telak dari Romer di TPS Desa Lubuk Gedang, Bengkulu Utara
- 4 Menang 94 Persen Real Quick Count, Arie: Ini Kemenangan Masyarakat Bengkulu Utara
- 5 Pencoblosan di Ketahun-Pinang Raya Aman dan Kondusif, Kapolsek Pastikan Kawal Logistik Hingga ke Kecamatan
- 1 Hitung Sementara Pilgub Bengkulu di Dapil IV Bengkulu Utara, Begini Hasilnya
- 2 Real Count MSCI Pilbup 2024 Pukul 15.00 WIB, Arie- Sumarno dari 20 TPS Raih 96,85 Persen Suara
- 3 Hitung Suara, HM Kalah Telak dari Romer di TPS Desa Lubuk Gedang, Bengkulu Utara
- 4 Menang 94 Persen Real Quick Count, Arie: Ini Kemenangan Masyarakat Bengkulu Utara
- 5 Pencoblosan di Ketahun-Pinang Raya Aman dan Kondusif, Kapolsek Pastikan Kawal Logistik Hingga ke Kecamatan