Warga Keluhkan Jalan Rusak

Warga Keluhkan Jalan Rusak

SELAGAN RAYA RU - Warga Desa Aur Cina Kecamatan Selagan Raya mengeluhkan kondisi jalan yang menghubungkan Desa Aur Cina menuju Desa Lubuk Bangko yang rusak parah. Kondisi ini dikeluhkan warga lantaran jalan tersebut tergenang air dan licin karena badan jalan masih merupakan tanah kuning sehingga sulit dilalui ketika warga hendak membawa hasil alamnya seperti kelapa sawit dan jalan transportasi sehari-hari. Berdasarkan pantauan awak media, jalan tersebut tampak berlubang dan berlumpur sehingga kendaraan yang melintas, harus berhati-hati agar tidak terjatuh ke lumpur yang dalam. Bahkan, saat musim kemarau melanda Kabupaten Mukomuko, debu masuk ke rumah warga. \"Kalau sudah musim kemarau ini, debu bertebaran sehingga sangat menganggu aktivitas masyarakat bahkan masyarakat sudah terjangkit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA),\" ujar Jamain. Selaku Kepala Desa, dirinya mengaku kasihan dengan warga yang melintas di jalan tersebut. Jamain mengatakan, rusaknya jalan poros desa yang menghubungkan Desa Aur Cina dan Desa Lubuk Bangko sepanjang 2 km, merupakan akses perekonomian masyarakat. Sebab, aktivitas warga sehari-hari yang hendak menggarap sawah dan ladangnya, melalui jalur ini. \"Jalan poros desa itu merupakan satu-satunya yang bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Mulai dari masuk arah jalan utama yaitu ruas jalan provinsi menuju Desa Aur Cina dan Lubuk Bangko yang dipadati permukiman warga termasuk menuju kantor desa, mesti ekstra hati-hati karena jalan nya yang rusak serta licin disaat musim penghujan. Apalagi disaat musim kemarau seperti ini, debu bisa berhaburan ke rumah warga,\" kata Jamain. Menurutnya, jalan poros desa yang menghubungkan dua desa itu, dibangun sejak pemekaran desa Lubuk Bangko pada tahun 2008 lalu. Namun hingga saat ini, belum pernah tersentuh oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) meski akses jalan ini merupakan akses utama perekonomian masyarakat. \"Untuk membangun jalan poros desa itu, membutuhkan biaya yang sangat besar. Pihak desa bukan tidak mengeluh dan tidak berusaha untuk mencari solusi. Kalau membangunnya dengan anggaran dana desa, tidak cukup dan kami sudah mengajukan proposal pembangunan ke pemerintah baik itu kabupaten maupun provinsi namun belum ada jawaban,\" imbuh Jamain. Meski demikian, salah seorang warga, Zardin, berharap agar jalan tersebut disiram aspal supaya tidak menimbulkan debu. \"Kami sangat terganggu. Karena selain mengotori rumah juga dikhawatirkan dampak sesak nafas dan batuk batuk akibat menghirup debu beterbangan setiap hari. Apalagi saat cuaca kemarau ini,\" Tutup Jamain. (cw1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: