Rayakan 1 Muharram, Ini Makna Takir Plontang Bagi Masyarakat Tebing Kaning

ARMA JAYA, RADARUTARA.ID - Memperingati Tahun Baru Islam 1446 H, sejumlah daerah menggelar doa bersama dan tasyakuran atau suroan. 

Seperti halnya di Desa Tebing Kaning Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara. Di daerah yang kental dengan adat Jawa ini secara rutin menggelar kegiatan Takir Plontang. 

Dimana, dalam tradisi ini masyarakat Tebing Kaning membawa takir plontang dan melakukan doa bersama di pinggir jalan raya.

Takir plontang itu sendiri merupakan wadah yang terbuat dari daun pisang. Berbentuk seperti perahu dan dihias dengan janur yang disatukan dengan lidi. 

Takir tersebut berisi nasi dengan lauk pauk seperti ayam, sambal goreng, serundeng, mie, dan menu lain sesuai selera serta kemampuan masyarakat. 

"Ini merupakan tradisi turun menurun yang masih dilestarikan hingga saat ini, namanya Takir Plontang menyambut 1 Muharram," jelas Slamet, Kepala Desa Tebing Kaning, Sabtu (6/7/2024).

Rayakan 1 Muharram, Ini Makna Takir Plontang Bagi Masyarakat Tebing Kaning--

Kades menambahkan, acara makan bersama itu merupakan wujud syukur atas rezeki dan kesehatan yang diberikan untuk masyarakat Desa Tebing Kaning.

"Untuk itu, setiap kepala keluarga membawa makanan untuk dibagikan kepada masyarakat. Jika dalam satu keluarga ada 5 orang, berarti bawa 5 buah makanan,"imbuhnya.

Bagi masyarakat, lanjut dia, tradisi sebagai perwujudan untuk melestarikan budaya-budaya warisan nenek moyang. 

Selanjutnya, leluhur terdahulu ketika berdoa tidak hanya secara lisan, tetapi juga menggunakan hati dan simbol-simbol seperti "ambeng" seperti takir plontang. 

Dengan demikian, selain berdoa juga diiringi dengan sedekah makanan untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

"Setelah didoakan, takir plontang itu akan dibagikan kepada orang lain dan dimakan bersama. Saling menukar takir sebagai bentuk kerukunan," tandasnya.*

Sumber: