Mengetahui Filosofi Bubungan Lima, Rumah Adat Asli Bengkulu
Mengetahui Filosofi Bubungan Lima, Rumah Adat Asli Bengkulu--
RADARUTARA.ID- Rumah adat Bengkulu biasa disebut juga dengan Rumah adat Bubungan Lima. Nama Bubungan Lima berasal dari atapnya. Rumah ini dibangun seperti rumah panggung. Tujuannya yaitu untuk melindungi penghuni rumah dari banjir.
Rumah adat Bengkulu mempunyai ciri khas yang unik yakni atapnya yang berbentuk limas. Tak hanya itu, rumah ini juga mempunyai bagian bawah rumah atau yang biasa disebut dengan kolong rumah panggung.
Kolong rumah panggung dipakai untuk menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat pertanian, kayu api, hingga sebagai kandang hewan ternak. Adanya kolong membuat rumah ini seperti berdiri di atas tiang.
Selain memiliki keunikan dalam arsitekturnya, Rumah Adat Bengkulu Bubungan Lima juga sarat dengan filosofi yang tercermin baik dalam bidang struktur fisik maupun ornamen dari rumah ini.
BACA JUGA:Pesona Bendungan Air Majunto Mukomuko, Tempat Berkumpul Anak Muda di Lubuk Pinang Saat Sore Hari
Filosofi ini menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan sosial antar manusia, serta hubungan baik dengan lingkungan sekitarnya.
* Bagian atas rumah, yang melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan, ditandai dengan atap rumah yang mempunyai ukiran khas seperti selembayung, yang menjadi simbol ucapan rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan YME.
* Bagian tengah rumah menggambarkan hubungan harmonis antar umat manusia. Ruang ini dipakai untuk banyak kegiatan sosial, baik dengan sesama penghuni rumah ataupun tamu. Di sini, ada juga Bilik Gadis yang khusus dibuat untuk anak gadis yang sudah beranjak remaja.
* Bagian bawah rumah menggambarkan hubungan yang baik antara rumah dengan lingkungan sekitar. Di sini, ada tempat penyimpanan untuk hewan ternak, hasil panen, dan alat-alat pertanian, menunjukkan penghargaan terhadap makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.
BACA JUGA:Samsung Galaxy Z Flip 6, Bisa Dilipat dan Tetap Eye Catching
Tak hanya itu, gambar buraq, yang melambangkan keteguhan hati menurut agama Islam, bisa ditemukan pada pintu masuk Rumah Bubungan Lima. Dalam pembangunannya, rumah ini memakai kayu medan kemuning yang kokoh, dan pemakaian pasak kayu tanpa paku menggambarkan kearifan konstruksi tradisional.
Rumah adat Bengkulu Bubungan Lima dengan keindahan arsitekturnya dan filosofinya merupakan salah satu warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Rumah ini bukan cuma menjadi tempat tinggal, namun juga sebuah cerminan dari keyakinan, budaya, dan kehidupan masyarakat Bengkulu yang kaya dan juga beragam.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: