Angkutan Batu Bara Kembali Ugal-ugalan, Camat: Desa Sudah Menyerah, Kita Serahkan ke Masyarakat

Angkutan Batu Bara Kembali Ugal-ugalan, Camat: Desa Sudah Menyerah, Kita Serahkan ke Masyarakat

Salah satu angkutan pengangkut batu bara yang melintasi jalan padat penduduk beberapa waktu lalu--

RADARUTARA.ID- Masyarakat di Desa Air Muring, Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara kembali mengeluhkan aktivitas angkutan batu bara yang kembali ramai-ramai melewati jalan padat penduduk di Desa Air Muring menuju lokasi tambang.

Keresahan masyarakat semakin jadi karena angkutan batu bara yang melintasi jalan padat penduduk di sepanjang Desa Air Muring, itu terpantau ugal-ugalan.

"Sepertinya jalur tambang pindah ke Air Muring. Mana ugal-ugalan, sopirnya main kebut-kebut saja," tulis salah satu penggiat Medsos di Facebook dikutip pada Kamis (20/6).

BACA JUGA:Warung Remang-remang Meresahkan, 11 Kepala Desa di Ketahun Akan Bersurat ke Bupati

Menyikapi keluhan, ini Camat Putri Hijau, Ahmadi, mengatakan, bahwa sebelumnya keluhan tentang angkutan batu bara yang melintasi jalan padat penduduk di Desa Air Muring, ini sudah ditindak lanjuti oleh desa.

Dimana sebelumnya kata Camat, desa sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Bengkulu Utara untuk menyampaikan keresahan masyarakat terhadap aktivitas angkutan batu bara yang dinilai ugal-ugalan dan meresahkan saat melintasi jalan padat penduduk di Desa Air Muring. 

"Sudah dikoordinasikan ke Dishub Bengkulu Utara oleh desa. Tapi Dishub tidak bisa menghentikan aktivitas angkutan tersebut. Karena status jalan disana (Air Muring) milik provinsi. Begitu dengan perusahaan tambang, mereka tidak memiliki kewenangan untuk kegiatan angkutan," ungkap Camat.

BACA JUGA:Tidak Ada Respon dari Gubernur, Pemdes dan Warga Tanjung Alai Ambil Alih Penanganan Jalan Provinsi

Selebihnya kata Camat, secara persuasif desa juga sudah sering melakukan aksi sweeping kepada angkutan batu bara yang masih nekat melintasi jalan penduduk di Desa Air Muring. Tapi, sayangnya lanjut Camat, upaya yang dilakukan berkali-kali oleh desa itu tidak membuahkan hasil.

"Desa sendiri sekarang sudah menyerah dan mengembalikannya ke masyarakat," pungkasnya.

Lebih jauh, Camat, berharap, para sopir atau pemilik angkutan agar dapat menyesuaikan kegiatannya dengan menggunakan jalan yang sudah disediakan oleh pihak perusahaan pertambangan.

"Pada prinsipnya, kami berharap semua pihak bisa bersama-sama menjaga situasi keamanan dan ketertiban. Idealnya jika angkutan batu bara ingin berkonvoi bisa lewat jalan yang sudah disediakan oleh perusahaan. Dan kepada masyarakat kami harap bisa menyikapi segala sesuatu hal yang dianggap meresahkan dengan cara-cara yang tidak menimbulkan aksi anarkis," demikian Camat.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: