Jangan Ngaku Perantau Kalau Belum Tahu Istilah 'Bokong na Passompe'

Jangan Ngaku Perantau Kalau Belum Tahu Istilah 'Bokong na Passompe'

Jangan Ngaku Perantau Kalau Belum Tahu Istilah Bokong na Passompe--

Bagi masyarakat Bugis dan Makassar, membuat Burasa sudah menjadi tradisi saat anggota keluarga akan pergi jauh atau merantau.

Makanan ini disebut 'Bokong na Passompe' yang artinya bekal para perantau. Makanan Burasa sendiri diperkirakan sudah tercipta sejak abad ke-8.

Sementara, sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Sulawesi Selatan memiliki tradisi Ma' Burasa yaitu tradisi memasak Burasa beramai-ramai bersama tetangga dan keluarga, untuk dihidangkan pada Hari Raya Idul Fitri.

Mengikat Burasa memiliki seni dan butuh keterampilan, istilahnya Massio' Burasa.

BACA JUGA:Saking Saktinya, Raja Jin Sampai Minta Amalan dengan Habib Luthfi bin Yahya, Ini Kisah Lengkapnya

BACA JUGA:Tragis, 3 Hari Jelang Pernikahan, Calon Mempelai Wanita Malah Pergi untuk Selamanya

Tali pada ikatan Burasa mewakili tali silaturahmi yang diperkuat jelang Idul Fitri, yang juga menjadi simbol ikatan batin antara perantau dan keluarganya. Itulah mengapa saat mengikat Burasa harus kuat.

Setinggi apapun sekolahmu, pulanglah mengikat Burasa. Artinya, sejauh apapun kita melangkah, jangan pernah lupa keluarga dan adat istiadat di kampung halaman.

Sejak kecil dulu tali Burasa telah mengikat hati, tersimpul mati, wujudkan jiwa petarung sejati demi bakti untuk orangtua yang tak terganti.

Meski bukan orang Bugis dan Makassar, jika Anda perantau,ingatlah saat engkau pergi merantau, keluarga memberimu bekal (bukan hanya materi) agar engkau selalu ingat, ada yang menunggu meski sekedar kabar. Bokong na Passompe. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: