Ekonomi Petani Sawit di Bengkulu Utara Goyah, Produksi Buah Terus Menurun

Kamis 04-01-2024,16:03 WIB
Reporter : Abdul Gafur
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID - Sebagian besar petani sawit di Bengkulu Utara saat ini harus rela mengencangkan ikat pinggang. Pasalnya, hasil produksi buah kepala sawit terus menurun sejak 6 bulan terahir.

M. Fadli seorang petani di Desa Suka Makmur, Kecamatan Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu Utara mengatakan, produksi kelapa sawit miliknya mengalami penurunan drastis akibat dilanda masa trek.

Dari 5 hektar kebun kelapa sawit yang ia miliki, saat ini hanya mampu menghasilkan produksi buah kelapa sawit sebanyak 3 ton saja.

"Kalau normalnya kami bisa menghasilkan 10 ton dalam 5 hektar itu. Sekarang kalau panen paling banyak 3 ton saja," ujarnya.

BACA JUGA:19 ASN Dilantik Jadi Pj Kades, Bupati Bengkulu Utara: Jaga Netralitas di Pemilu 2024

Bahkan mirisnya lagi, kondisi produksi buah sawit milik para petani lain ada yang lebih parah lagi yaitu hanya 100 kg dalam satu hektarnya.

"Yah punya saya masih agak mendingan. Punya yang lain bahkan hanya dapat 100 kg per hektar," katanya menambahkan.

Ia juga menilai kondisi trek buah sawit pada tahun ini lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya. Kemungkinan besar, hal ini terjadi karena kemarau panjang yang terjadi sepanjang tahun 2023 lalu.

"Sawit kan butuh air banyak. Sementara tahun lalu kemarau terus. Jadi selain tidak dapat air yang cukup tanaman kelapa sawit juga tidak bisa kami pupuk akibat panas," jelasnya.

BACA JUGA:Kuota Pupuk Subsidi di Bengkulu Turun, Jokowi Siap Tambah Anggaran Rp14 Triliun

Selain kondisi buah trek. M. Fadli juga mengaku prihatin atas harga jual buah kelapa sawit petani.

Di mana untuk wilayahnya desanya, harga buah sawit hanya di hargai Rp 2.080/kg.  Padahal, lokasi desanya berdekatan dengan pabrik.

"Harga itu untuk kebun di pinggir jalan. Kalau kebunnya di dalam paling hanya Rp2 ribu bahkan bisa kurang. Sementara di daerah lain. Harga buah sawit sudah di angka Rp2.200/kg," tandasnya.*

Kategori :