Harga Sembako Selangit, Migor Raib

Senin 07-03-2022,09:32 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

ARGA MAKMUR RU.ID - Memasuki minggu pertama di bulan ini, terpantau untuk harga beberapa bahan pokok (Bapok) di pasar Purwodadi Arga Makmur perlahan mulai alami kenaikan harga dan cukup dikeluhkan oleh sebagian besar pembeli. Dimana untuk harga ayam potong yang sebelumnya dijual dikisaran harga Rp 30.000 sampai 32.000 perkilogramnya, naik menjadi Rp 40.000 perkilogram, cabe merah perkilogram dari yang sebelumnya diharga Rp 25.000 naik menjadi Rp 40.000, begitupun untuk bawang merah yang saat ini dijual diharga Rp 40.000 perkilogramnya. Yudi (37 tahun) salah seorang penjual bawang mengaku kenaikan harga ini sudah terjadi dalam seminggu ini dan pihaknya hanya mengikuti harga pasaran yang diberikan oleh para pemasok dan mengaku tidak mengambil untung terlalu banyak. \"Udah mulai naik yuk dalam minggu koh, tapi cuma bawang merah ajo, kalo yang putih masih tetap hargo lamo,\" jelasnya. Ditambahkannya, kenaikan harga ini sendiri memang rutin terjadi apalagi saat ini mau mendekati momen Ramadan, yang otomatis banyak masyarakat yang mulai akan berbelanja untuk mengisi dapur mereka dan menjadi salah satu penyebab kenaikan harga. \"Biasa itu yuk naik turun harga ini, tapi sejauh ini masih batas normal dan yang jelas jangan sampai stok kosong ajo,\" pungkas Yudi. Sementara itu, keluhan lain juga disampaikan oleh masyarakat lain terkait sulitnya mendapatkan minyak goreng di pasaran, terutama minyak goreng subsidi atau minyak goreng (Migor) murah. Bahkan di beberapa gerai retail modren, rak-rak yang biasanya diisi dengan minyak goreng nampak kosong melompong dan kalaupun ada hanya menyisakan migor non subsidi alias masih dijual dengan harga tinggi. Aisyah (28 tahun) seorang ibu rumah tangga mengaku dirinya sudah berkeliling mencari stok migor subsidi atau minyak murah ini, namun hasilnya sama semua migor di beberapa toko telah habis diborong orang dan kalaupun ada harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal. \"Saya sudah mendatangi beberapa toko, tapi hasilnya nihil, jadi mau tidak mau yah sayah harus beli migor yang ada, daripada menghambat proses saya memasak,\" akunya. Namun, dirinya tetap berharap ada pengawasan dari pihak pemerintah terkait penjualan migor ini, jangan sampai karena ada oknum yang sengaja mencari untung sepihak dengan cara menimbun atau memborong migor di pasaran, yang nantinya akan dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. \"Kami berharap pemerintah atau aparat bisa bergerak untuk mengawasi peredaran migor subsidi ini, jangan sampai masyarakat dirugikan lebih jauh lagi,\" harap Aisyah. (mae)

Tags :
Kategori :

Terkait