Penghujan, Jalan Tanah Merah di Trans Lapindo Babak Belur, Masyarakat Kesulitan Keluarkan Hasil Perkebunan
Penghujan, Jalan Tanah Merah di Trans Lapindo Babak Belur, Masyarakat Kesulitan Keluarkan Hasil Perkebunan--
NAPAL PUTIH, RADARUTARA.ID- Musim penghujan yang berlangsung sejak beberapa pekan terakhir, ini membuat akses jalan poros di dusun Trans Lapindo, Desa Muara Santan, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara babak belur.
Spontan, keadaan ini kembali dikeluhkan oleh masyarakat setempat.
Ini, dikarenakan sejak hujan melanda dan kondisi jalan poros yang setiap hari menjadi urat nadi masyarakat dalam melaksanakan aktivitas itu sulit untuk dilalui oleh segala jenis atau model kendaraan baik roda dua apalagi, roda empat.
"Sudah satu minggu ini hancur jalan kami di dusun Trans Lapindo. Bukan hanya kesulitan untuk mengeluarkan hasil perkebunan, anak-anak pergi ke sekolah dan aktivitas lainnya menjadi terganggu akibat kondisi jalan yang rusak parah," ujar salah seorang warga Trans Lapindo, Slamet Santoso, Senin (25/11).
BACA JUGA:KPU Provinsi Bengkulu Pastikan Romer Tetap Jadi Peserta Pilgub Bengkulu
BACA JUGA:Proses Pengurusan DPTB Khusus dengan 4 Kategori Sudah Ditutup
Diungkapkan Slamet, musim penghujan membuat kondisi jalan poros di lingkungan dusun Trans Lapindo menjadi rusak parah. Karena sebagian besar kata Slamet, badan jalan di sepanjang dusun Trans Lapindo yang terkoneksi dari Desa Tanjung Muara, itu masih berupa tanah merah.
"Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah masih sebatas Desa Tanjung Muara, belum sampai ke jalan kami di Trans Lapindo. Otomatis saat musim hunan begini, kondisi jalan yang masih berupa tanah merah di Trans Lapindo semakin hancur," bebernya.
Lebih jauh Slamet berharap, pemerintah daerah bisa lebih serius untuk melaksanakan komitmenya dalam menuntaskan pembangunan jalan dari Tanjung Muara, Trans Lapindo, Desa Kinal Jaya hingga ke Desa Gembung Raya itu.
Karena selagi akses jalan di beberapa wilayah tersebut tidak ditangani, maka masyarakat di wilayah tersebut akan tetap terisolir.
"Harapan kami di TA 2025 pemerintah bisa serius menuntaskan pembangunan jalan di lingkungan wilayah-wilayah tersebut. Jika tidak, masyarakat disini akan tetap sengsara," demikian Slamet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: