Selain Diminta Duit, Sopir Juga Dikejar-kejar, Pengiriman BBM Macet, Steven: Aparat dan Pemerintah Harus Tegas

Selain Diminta Duit, Sopir Juga Dikejar-kejar, Pengiriman BBM Macet, Steven: Aparat dan Pemerintah Harus Tegas

Antrean truk yang masih terjadi sampai hari ini--

BENGKULU UTARA, RADARUTARA.ID- Kemacetan atau antrean panjang yang terjadi akibat dampak perbaikan jembatan Air Limas di Kecamatan Pinang Raya serta aksi blokade kendaraan oleh warga di wilayah lima desa yang ada di sepanjang eks Jalinbar viar pesisir pantai Batiknau-Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara berdampak luas terhadap kepentingan umum.

Fakta di lapangan, ratusan kendaraan dari arah Bengkulu maupun dari arah Ketahun yang memaksa lewat jalan darurat lokasi perbaikan jembatan Air Limas harus rela mengantre hingga 4 hari lamanya.

Ini, terjadi karena kapasitas atau kondisi jalan darurat yang disediakan oleh pihak pelaksana proyek pembangunan jembatan di lokasi dalam kondisi babak belur alias tidak memungkinkan untuk menampung kesibukan kendaraan yang lewat setiap harinya.

Di sisi lain, para sopir merasa resah, takut dan terancam ketika ingin melewati jalan alternatif yang ada di sepanjang wilayah Selolong, Serangai dan Urai.

Itu, disebabkan karena kendaraan yang lewat di eks Jalinbar harus membayar uang sebesar Rp 200 ribu.

Bahkan, beberapa sopir yang berusaha menolak karena keberatan dengan besarnya uang pungutan yang diminta oleh sejumlah oknum disana sempat dikejar-kejar bahkan, mendapat perlakuan yang tidak senonoh oleh oknum tidak bertanggung jawab.

"Terutama mobilisasi pengiriman BBM untuk Perstashop terhambat. Kondisi hari ini ada kendaraan BBM merah putih yang sudah beberapa hari terjebak macet di jalur tengah dan ada juga yang berusaha nekat lewat jalan alternatif eks Jalinbar tapi harus putar arah. Konkretnya berdasarkan laporan hari ini beberapa mobil merah putih pengangkut BBM saat lewat di eks Jalinbar dimintai uang Rp 200 ribu bahkan, Rp 198 ribu. Mirisnya kemarin, beberapa kendaraan yang menolak tidak mau membayar sempat dikejar dan ban mobilnya dipecahkan oleh oknum tidak bertanggung jawab," ungkap Ketua Himpunan Perstashop Merah Putih Indonesia, Steven, Jumat (15/11).

Steven, pun mengecam keras aksi tidak terpuji yang dialami oleh para sopir tersebut.

Menurut Steven, aparat penegak hukum dan pemerintah harus bisa bersikap tegas untuk mengatasi persoalan ini.

Karena jika kondisi, ini terus dibiarkan maka kata Steven, akan berdampak luas terhadap kepentingan umum.

"Kami berharap aparat dan pemerintah terkait bisa bersikap tegas dan segera mencari solusi atas persoalan ini. Minimal, jalan darurat yang ada di lokasi pembangunan jembatan Air Limas bisa diperbaiki agar bisa dilewati oleh kendaraan. Dan apabila kendaraan dialihkan ke jalan alternatif bawah, minimal petugas kepolisian bisa berjaga di beberapa titik yang dianggap rawan," demikian Steven.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: