Benarkah Mengonsumsi Wortel Terlalu Banyak Bisa Bikin Kulit Jadi Kuning-Oranye Karena Over Vitamin C?

Benarkah Mengonsumsi Wortel Terlalu Banyak Bisa Bikin Kulit Jadi Kuning-Oranye Karena Over Vitamin C?

Benarkah Mengonsumsi Wortel Terlalu Banyak Bisa Bikin Kulit Jadi Kuning-Oranye? Berikut Penjelasannya!--

RADARUTARA.ID- Wortel adalah salah satu sayuran yang sangat populer dan dikenal luas karena manfaatnya bagi kesehatan, terutama untuk kesehatan mata.

Namun, belakangan ini muncul pertanyaan mengenai efek samping dari mengonsumsi wortel secara berlebihan, yaitu perubahan warna kulit menjadi kuning-oranye.

Apakah benar konsumsi wortel dapat menyebabkan kondisi ini? Mari kita simak penjelasannya!

Wortel kaya akan beta-karoten, yaitu senyawa yang memberikan warna oranye pada sayuran tersebut dan merupakan bentuk provitamin A.

BACA JUGA:Maraknya Skincare Abal-abal, Ini Bahaya dari Kandungan Hidrokuinon dalam Skincare yang Harus Kamu Ketahui!

BACA JUGA:Bukan Sekedar Modus, Ternyata Ngidam pada Ibu Hamil Mempunyai Sejarah yang Cukup Panjang Loh

Ketika dikonsumsi, beta-karoten diubah menjadi vitamin A dalam tubuh, yang memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan penglihatan, memperkuat sistem imun, dan menjaga kesehatan kulit.

Namun, seperti halnya dengan segala sesuatu, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah.

Ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak beta-karoten biasanya dari makanan seperti wortel, labu, dan sayuran berwarna oranye atau hijau tubuh dapat mengalami kondisi yang dikenal sebagai karotenemia.

Kondisi ini ditandai dengan perubahan warna kulit, terutama di area telapak tangan, telapak kaki, dan area wajah, menjadi kuning-oranye.

BACA JUGA:Perhatikan Sinyal Tubuhmu Segera, Jika Kamu Kerap Merasa Haus di Malam Hari

BACA JUGA:Cukup Ambil Bahan Dapur, Dijamin Kutu Beras Bakalan Kabur Selamanya

Ini terjadi karena akumulasi beta-karoten dalam darah, yang memberi efek tampilan kuning pada kulit, tetapi tidak berbahaya dan bersifat sementara.

Sebuah studi menunjukkan bahwa karotenemia lebih umum terjadi pada anak-anak yang mengonsumsi banyak makanan kaya beta-karoten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: