TMMD ke-120 Wujudkan Seribu Mimpi Warga Desa Bukit Tinggi

TMMD ke-120 Wujudkan Seribu Mimpi Warga Desa Bukit Tinggi

Program TMMD ke-120 tahun 2024 mewujudkan banyak mimpi dan harapan warga Desa Bukit Tinggi--

HUJAN merupakan anugerah besar bagi umat manusia. Air menjadi sumber kehidupan bagi mahluk hidup. Hanya saja, bagi masyarakat Dusun Sinar Selatan, hujan terkadang menjadi sebuah cobaan yang berat. 

Pasalnya, seiring dengan datangnya hujan, beberapa aktifitas utama penghidupan warga menjadi terkendala. Ini lantaran kondisi infrastruktur jalan di Dusun Sinar Selatan yang masih berupa tanah merah. 

Terang saja, hal ini membuat akses jalan masyarakat menjadi licin dan berlumpur.

Sulitnya medan jalan itu telah dirasakan selama 29 tahun. Pemerataan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah yang ditunggu-tunggu, tak kunjung menyentuh wilayah permukiman ini.

Hari demi hari, tatkala musim hujan tiba, raungan suara mesin mobil dan motor bukanlah menjadi hal yang tabu bagi masyarakat setempat. Semua kendaraan disana, harus menggunakan ban dengan tambahan rantai. Itu berlaku, bukan hanya pada kendaraan roda empat atau mobil semata, namun juga motor. Sebab, medan jalan tanah sangatlah licin dan sulit dilalui jika mengandalkan ban biasa.


Kondisi jalan tanah menjadi momok persoalan yang selama 29 tahun dihadapi warga Desa Bukit Tinggi--

Dusun Sinar Selatan dan Penderitaan Warganya

Dusun Sinar Selatan adalah satu dari 4 dusun yang ada di Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara. Desa ini berjarak 66 km dari pusat Ibukota Kabupaten Bengkulu Utara atau Arga Makmur atau sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat.

Mayoritas, warga desa ini merupakan warga transmigrasi dari Pulau Jawa yang datang tahun 1980-an. Hanya saja, kala itu nama Desa Bukit Tinggi belum ada. Pasalnya, desa ini merupakan pemekaran dari Desa Bumi Harjo, pada tahun 2010 lalu.

Sebagian besar warga Desa Bukit Tinggi adalah petani karet dan sawit. Maka, tak heran jika akses jalan yang baik menjadi harapan terbesar warga desa ini. Khususnya warga Dusun Sinar Selatan yang seluruh jalan utama dan jalan produksi pertanian masih berupa tanah merah.

Dusun Sinar Selatan memiliki populasi penduduk sebanyak 205 jiwa yang tersebar di 60 kepala keluarga (KK) yang kesemuanya mengeluhkan kondisi jalan.

Bukan hanya menyebabkan sulitnya warga dusun ini untuk mengeluarkan hasil-hasil perkebunannya. Kondisi ini juga mempengaruhi harga hasil perkebunan yang menurun, lantaran sulitnya menjangkau lokasi kebun warga.

Tak hanya itu, buruknya jalan juga menyulitkan anak-anak warga Dusun Sinar Selatan ini menuju sekolah, dan membuat warga sulit menjangkau fasilitas kesehatan, atau menuju fasilitas umum lainnya.

Kepala Dusun (Kadun) Sinar Selatan, Finra Herawan mengatakan, saking lamanya merasakan kerusakan akses jalan, warga sempat kehilangan harapan untuk memiliki jalan yang memadai. Hanya saja, pihaknya tetap merasa sangat prihatin. Pasalnya, pada saat musim penghujan tiba, warga sangat kesusahan untuk mendapat layanan kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: