4 Bidadari Tercantik dalam Kisah Wayang, Tapi Perilakunya Bagai 'Racun Dunia'

4 Bidadari Tercantik dalam Kisah Wayang, Tapi Perilakunya Bagai 'Racun Dunia'

4 Bidadari Tercantik dalam Kisah Wayang, Tapi Perilakunya Bagai 'Racun Dunia'--

2. Dewi Citrawati

Dewi Citrowati adalah istri Arjunososro Bau dari Negeri Maespati.

Dewi Citrowati sebenarnya adalah titisan Dewi Sri Widowati. Namun sifat manusianya membawakan karakter manja dan selalu ingin memanfaatkan kekuasaan suaminya untuk kesenangannya sendiri.

Hal itu terlihat, sejak awal mereka lamaran. Dimana pada kala itu, Dewi Citrowati memberikan syarat yang sangat berat.

Patih Suwondo yang pada saat itu diutus sebagai duta pelamar harus mampu lebih dahulu berperang melawan prabu Darmowaseso dan pasukan raksasanya. Setelah membunuh Prabu Darmowaseso dan para pasukannya. Maka Patih Suwondo masih harus menyediakan syarat perkawinan lainnya, yaitu mencarikan putri domas atau maru domas. Yakni 800 orang gadis yang bersedia menjadi madu Dewi Citrowati.

Setelah menjadi permaisuri di kerajaan Maespati, Dewi Citrowati juga meminta taman sriwetdari dipindahkan secara utuh dari kayangan Untoro Sagoro  ke Kerajaan Maespati.

Permintaan kali ini cukup memusingkan Prabu Arjunososro Bahu. Tapi untung saja adek dari patih Suwondo yakni, Sukrosono mampu memindahkan taman Sriwedari ke Maespati dalam keadaan utuh.

Sesudah pembidangan taman itu berhasil, ia pun meminta agar suaminya untuk membendung sungai Gangga, agar ia dapat berenang bersama dayang-dayangnya.

Guna menyenangkan istrinya, Prabu Arjuno Sosrobahu lalu melakukan triwikromo sehingga tubuhnya berubah wujud menjadi raksasa yang amat besar. Ia tidur di sungai sehingga tubuh besarnya berfungsi sebagai bendungan. Akibat pembendungan yang dilakukan Prabu Arjuno Sosro Bahu itu, air sungai Gonggo meluap dan menggenangi perkemahan bala tentara Alengka.

Hal ini pun membuat marah Prabu Doso Muko. Ia bersama pasukannya menyerang tempat berenang Dewi Citrowati bersama dayang-dayangnya.

Patih Suwondo pun mencoba menghalangi serbuan tentara Alengka tetapi gagal. Patih Suwondo pun gugur.

Sementara Arjuno Sosrobahu seolah olah mementingkan kesenangan keluarganya sendiri di keadaan rakyat sedang carut marut.

Wisnu keluar dari raga Harjuno Sosrobahu karena Arjuno tidak mampu menjalankan dharma membasmi angkara murka. Akhirnya Arjuno wafat oleh Romo Bargowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: