Dampak Kemarau Panjang Jadi Berkah bagi Petani, Harga Gabah Kian Melonjak

Dampak Kemarau Panjang Jadi Berkah bagi Petani, Harga Gabah Kian Melonjak

Petani di Desa Karya Jaya ramai-ramai memanen padi--

RADARUTARA.ID- Dampak kemarau panjang yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir, justru menjadi berkah bagi para petani di Desa Karya Jaya, Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS), Kabupaten Bengkulu Utara.

Berkah, itu didapatkan setelah para petani di Desa Karya Jaya ramai-ramai melakukan panen padi di musim kemarau yang masih berlangsung hingga di akhir tahun 2023 ini.

Memang hasil panen yang didapatkan saat, ini tidak begitu maksimal akibat musim kemarau yang mengakibatkan lahan pertanian banyak kekeringan dan membuat kualitas padi milik beberapa petani menjadi turun.   

BACA JUGA:Kecamatan Ulok Kupai Targetkan 100 Persen ODF pada Tahun 2024

Tapi, masyarakat setempat tetap bersyukur. Karena harga gabah saat, ini kian melonjak naik dibanding harga di musim panen biasanya

"Minimal dengan musim kemarau yang terjadi belakangan, ini dan kondisi hasil panen yang tidak seluruhnya maksimal. Para petani kita bisa sedikit terobati dengan harga gabah yang melonjak naik," ungkap tenaga PPL Pertanian Kecamatan MSS, Ari.

"Selama ini minim air, jadi padi itu kering tanpa ada pertumbuhan yang optimal, tapi masih bisa untung lah kalo harga gabahnya tinggi saat ini," imbuh Ari. 

BACA JUGA:Bukan 60 Tahun Lagi, Tapi Segini Batas Usia Pensiun Guru dan Dosen Setelah Pemerintah Rombak UU ASN

Dikatakan Ari, harga gabah di tingkat petani saat, ini hampir mencapai harga Rp 6 ribu. Ari berharap, harga ini masih terus melonjak naik dan memberi harapan bagi para petani untuk mempertahankan dan meningkatkan produksinya ditengah musim kemarau panjang yang sedang melanda saat ini.

"Sekarang harga gabah di petani sudah hampir tembus Rp 6 ribu. Mudah-mudahan terus naik," pintanya.

Lebih jauh, Ari, belum dapat berspekulasi atau memastikan, apakah di musim tanam pertama di tahun 2024 nanti secar keseluruhan para petani binaannya, itu bisa memulai kembali produksinya. Karena Ari menyadari, sampai hari ini pergantian musim kemarau ke musim penghujan tak kunjung tiba.

"Kita berhadap di musim tanam pertama tahun depan hujan sudah turun. Sehingga para petani secara keseluruhan baik di Desa Karya Jaya maupun Desa Suka Baru bisa mengawali produksinya kembali. Mudah-mudahan prediksi BMKG tentang musim penghujan yang akan tiba di bulan Januari 2024 mendatang, tidak meleset. Karena pasokan air hari, ini menjadi kebutuhan utama bagi petani untuk memulai musim tanam," demikian Ari.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: