Secara Tegas Jokowi Minta Tak Ada Diskriminasi Ekonomi dan Minta Jangan Halangi Hilirisasi

Secara Tegas Jokowi Minta Tak Ada Diskriminasi Ekonomi dan Minta Jangan Halangi Hilirisasi

Di Depan Petinggi BRICS, Jokowi: Hilirisasi Tak Boleh Dihalangi!--

RADARUTARA.ID- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa negara maju seharusnya tidak lagi melakukan diskriminasi ekonomi terhadap negara berkembang, termasuk Indonesia. Dia menyampaikan pernyataan ini dalam KTT BRICS yang diadakan di Johannesburg, Afrika Selatan.

Jokowi menyatakan penolakannya terhadap diskriminasi dalam perdagangan komoditas dan penghambatan usaha hilirisasi industri. Menurutnya, diperlukan kerja sama merata dan inklusif antara berbagai negara di dunia.

Jokowi menegaskan, "Saya menolak diskriminasi perdagangan dan kami harus mendukung usaha hilirisasi industri. Kami semua harus terus mendorong kerja sama yang merata dan inklusif."

Jokowi juga mengajak semua negara berkembang untuk bersatu dan berjuang demi kemajuan negara masing-masing. Dia kembali menegaskan bahwa segala bentuk diskriminasi terhadap upaya kemajuan negara-negara berkembang harus dihapuskan.

BACA JUGA:Terkait Rencana Indonesia Gabung Jadi Anggota BRICS, Ini Jawaban Jokowi

Dalam hadapan para pemimpin negara anggota BRICS dan beberapa pemimpin negara lainnya, Jokowi juga menyatakan pandangan bahwa sistem perekonomian global saat ini tidak adil.

Dia mengungkapkan, "Kesenjangan pembangunan ekonomi semakin melebar di antara negara berkembang dan negara lainnya, dan jumlah rakyat miskin dan kelaparan semakin bertambah. Situasi tersebut harus segera diselesaikan dan tidak boleh dibiarkan."

Jokowi menekankan bahwa negara-negara anggota BRICS memiliki peran penting dalam memperjuangkan keadilan pembangunan di seluruh dunia.

Pada pertemuan KTT BRICS, Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Republik Demokratik Kongo, Jean-Michel Sama Lukonde, di Sandton Convention Centre.

BACA JUGA:Berikut Cara Cepat Hapus Status Kolek 5 BI Checking di SLIK OJK

Jokowi menyatakan bahwa Indonesia dan Kongo memiliki hutan tropis terbesar di dunia. Kerja sama antara kedua negara ini dianggap penting dalam mengembangkan nilai ekonomi dari hutan dan membantu mengatasi perubahan iklim.

Jokowi mengatakan, "Indonesia siap berbagi pengalaman dalam hal konservasi gambut dan pengelolaan hutan lestari."

Selain itu, kedua pemimpin negara juga membahas mengenai pengembangan industri hilirisasi. Kongo dan Indonesia juga merupakan negara penghasil terbesar untuk kobalt pertama dan kedua di dunia.

Jokowi mengakhiri dengan mengatakan, "Indonesia siap berbagi pengalaman dan keahlian terkait ekosistem hilirisasi."*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: