Viral di Medsos Indomie Disebut Hasil Kudeta, Lalu Siapakah Pemilik Indomie Sebenarnya?

Viral di Medsos Indomie Disebut Hasil Kudeta, Lalu Siapakah Pemilik Indomie Sebenarnya?

Viral Di Medsos< Indomie Disebut Hasil Kudeta, Lalu Siapakah Pemilik Indomie Sebenarnya?--

RADARUTARA.ID - Salah satu produk mie instan yang terkenal di Indonesia adalah Indomie, produk yang belakangan ini viral di media sosial karena ada yang mengatakan produk tersebut merupakan produk hasil kudeta. Disebutkan pada awalnya merk mie instan tersebut bukanlah milik PT Indofood seperti yang banyak diketahui oleh orang-orang.

Benar atau tidaknya klaim tersebut hingga saat sekarang ini pihak Indofood masih menjadi satu-satunya produsen mie instan merk Indomie yang besar di Indonesia. Perusahaan Indofood merupakan salah satu unit bisnis yang dimiliki oleh Salim group. 

Saat ini, pengendali mayoritas saham perusahaan INDF adalah First Pacific Investment Management LTD. Mereka memiliki 50,07% dari total saham, yaitu sebanyak 4.396.103.450 lembar saham.

Selain itu, sejumlah lembar saham dimiliki oleh individu seperti Anthoni Salim (0,07% atau 1.329.770 lembar saham), Taufik Wiraatmadja (50.000 lembar saham), dan Franciscus Welirang (250 lembar saham), sementara sisanya dimiliki oleh publik.

BACA JUGA:Viral di Media Sosial, Indomie Disebut Bukan Milik Indofood, Melainkan Hasil Kudeta, Bagaimana Sebenarnya?

Perusahaan investasi First Pacific yang berbasis di Hong Kong dipimpin oleh Anthoni Salim sebagai Chairman.

Anthoni Salim adalah pemilik Grup Salim, yang dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes pada akhir 2022. Kekayaan keluarga Salim, menurut Forbes, mencapai US$ 7,5 miliar atau sekitar Rp 114,75 triliun.

Anthoni Salim merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dalam keluarga Liem Sioe Liong, yang terkenal sebagai taipan yang namanya terkenal sejak masa Orde Baru.

Sebagai pemilik Salim Group, Anthoni Salim juga memiliki bisnis jaringan minimarket Indomaret di Indonesia. Selain itu, bisnisnya meluas ke sektor perbankan, telekomunikasi, dan energi.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: