Sebelum Wafat, Mbah Moen Ungkah Kisah kelahirannya, 3 Kyai Ludahi Air di Gelas yang Diminum Sang Ibu

Sebelum Wafat, Mbah Moen Ungkah Kisah kelahirannya, 3 Kyai Ludahi Air di Gelas yang Diminum Sang Ibu

Sebelum Wafat, Mbah Moen Ungkah Kisah kelahirannya, 3 Kiai Ludahi Air di Gelas yang Diminum Sang Ibu--

RADARUTARA.ID - Mbah Moen atau pemilik nama asli KH Maimun Zubair kembali populer ke publik walaupun diketahui beliau sudah wafat.

Beliau wafat saat tengah menjalankan ibadah haji di Tanah Suci Makkah pada 6 Agustus 2019 silam di usia 90 tahun.

Ada hal menarik yang mungkin tak banyak diketahui orang dari kisah kelahiran Mbak Moen, sosok yang sangat dihormati dan disegani terutama oleh umat Islam di Indonesia.

Kisah kelahirannya ini ia ceritakan sendiri di tahun 2018 lalu saat tengah berceramah di acara haul mantan Presiden RI, Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan.

BACA JUGA:Dahsyatnya Dzikir Malaikat Mikail AS, Cukup Baca 33 Kali, Rezeki Akan Datang Tak Terduga

Diawal ceramahnya, Mbah Moen menceritakan tiga alim ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama, yakni KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, dan KH Bisri Syamsuri.

Diceritakannya di saat ketiga alim ulama besar itu akan melakukan muktamar di tahun 1928, ketiganya berangkat dari Surabaya dengan tujuan ke Semarang. Lalu mereka mampir di rumah buyut Mbah Moen yang bernama Kiai Su’aib yang lokasinya di daerah Sarang.

“Kiai 3 tadi membahas tentang kembalinya Kiai Muhaimin yang menjadi orang Jombang, dan pada akhirnya menikah dengan Nyai Khoiriyah, jandanya Kiai Ma’sum Ali. Itu pembahasan yang diadakan di Sarang,” tutur Mbah Moen.

“Alhamdulillah, ketiga Kiai tersebut meludahi gelas yang ada airnya, lalu diminum ibu saya, kemudian tak lama melahirkan saya. Ini beneran, jadi saya ini NU-nya tidak bisa dipisahkan,” lanjutnya.

BACA JUGA:Kyai Husaen Ilyas, Menantang Mitos Suami Dilarang Membunuh Hewan Saat Istrinya Hamil Anak Pertama

Menurut pengakuan Mbah Moen yang terlahir dari karomah ketiga alim ulama NU tersebut, dirinya merasa tidak bisa dipisahkan antara ia dengan NU dan Gus Dur.

Lalu Mbah Moen kembali melanjutkan ceritanya yang tentang dirinya dengan Gus Dur.

“Kenapa saya dan Gus Dur itu tidak bisa dipisahkan. Ketika Gus Dur ingin ke Mesir, anehnya di tempat saya diminta bacakan kitab Tadzkirah Imam Nawawi, berapa halaman, terus ke Mesir lalu ke Irak, sampai akhirnya terjadi perubahan NU setelah Gus Dur terpilih jadi Ketua Umum PBNU,” ucap Mbah Moen. 

“Saya diangkat jadi Pengurus Besar NU, ini berkat Gus Dur,” lanjutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: