Ini 3 Kiai Paling Keramat se-Indonesia yang Masih Hidup, Masing-masing Punya Karomah yang Dahsyat

Ini 3 Kiai Paling Keramat se-Indonesia yang Masih Hidup, Masing-masing Punya  Karomah yang Dahsyat

Ini 3 Kiai Paling Keramat se-Indonesia yang Masih Hidup, Masing-masing Punya Karomah Yang Dahsyat--

BACA JUGA:Dijuluki ATM Berjalan, Ini 4 Weton Terlahir Cerdas, Jujur, dan Rezekinya Anti Seret

2. Abuya Muhtadi Cidahu Pandeglang Banten

Abuya Muhtadi juga merupakan ulama sekaligus mustasyar PBNU. Dulunga, Abuya Dimyati pernah dipenjara oleh Partai Politik, akan tetapi semua penjaga lapas merasakan hal yang ganjal, mereka merasakan muntah, sakit perut hingga buang air besar terus menerus.

Sehingga Abuya Muhtadi segera dikeluarkan dari penjara dalam waktu yang singkat. Karomah ini menular terhadap putranya, hingga saat ini. Salah satu karomah dari Abuya Muhtadi yakni ketika banjir yang melanda di Serang, Banten.

Sebelum terjadinya banjir, Abuya Muhtadi melakukan dzikir yang cukup lama, lalu beliau keluar dan berkata kepada orang yang ada disana bahwa Banten sudah tidak bisa ditahan lagi oleh dirinya.

Masyarakat yang ada disitu sontak terheran dengan maksud perkataan beliau, apakah akan ada yang terjadi di tanah Banten.

Dan benar saja, kira-kira sewaktu shubuh Banten berduka, terjadi bencama banjir yang cukup besar dan luar biasa. Itu sebabnya, Abuya Muhtadi kerap disebut sebagai paku bumi Banten.

BACA JUGA:Tradisi Teraneh di Dunia, Suku Kreung Bangunkan Gubuk untuk Anaknya Bercinta dengan Pria Berbeda Setiap Malam

BACA JUGA:Punya Rezeki Tak Tertandingi, 8 Weton Anak Ini Bikin Orang Tuanya Jadi Sultan Dimasa Depan

3. Abuya Munfasir Padarincang Banten

Terakhir, Abuya Munfasir tinggal di Padarincang Serang, Banten. Sebelumnya beliau adalah seorang dosen. Lalu pindah untuk mendirikan sebuah pesantren dengan menjual beberapa hartanya dan kemudian membangun sebuah pesantren.

Beliau cuma menerima santri laki-laki dengan maksimal 40 orang. Adapun syarat untuk santri agar bisa masuk yakni hanya membawa baju yang melekat di badan saja yang kemudian dibawa ke Ponpes.

Bahkan, diwajibkan tes agar santri sanggup puasa selama 40 hari hanya dengan berbuka minum air putih saja. Seusai melewati tahap ini, berpuasa dengan umbi-umbian yang tidak boleh dimasak menggunakan api.

Saat puasa, wajib membaca alquran 10 juz di tiap harinya. Lalu syarat tertingginga yaitu harus puasa putih, atau berpuasa dengan mengonsumsi air putih dan garam saja ditambah lagi dengan puasa dari berbicara.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar membersihkan hati para santrinya melalui jalan tasawuf.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: