Tradisi Teraneh di Dunia, Suku Kreung Bangunkan Gubuk untuk Anaknya Bercinta dengan Pria Berbeda Setiap Malam

Tradisi Teraneh di Dunia, Suku Kreung Bangunkan Gubuk untuk Anaknya Bercinta dengan Pria Berbeda Setiap Malam

Tradisi Teraneh Didunia, Suku Kreung dari Kamboja Bangunkan Gubuk Untuk Anaknya Bercinta --

RADARUTARA.ID - Setiap suku yang tersebar diseluruh dunia memiliki cara sendiri dalam hal jodoh. Tidak hanya itu saja, ada ritual yang dianggap aneh di dunia, Suku Kreung yang terletak di bagian Timur Kamboja.

Kok bisa disebut aneh di dunia, hal ini lantaran Suku ini mempunyai kebiasaan, dimana orang tuanya dengan sengaja membangunkan sebuah gubuk untuk anak perempuannya, yang nantinya akan digunakan untuk bermalam dengan seorang pria berbeda setiap malamnya.

Ritual perihal pencarian jodoh ini terbilang unik, Lantaran suku ini percaya bahwa tradisi melalui Gubuk Cinta ini merupakan cara terbaik untuk anak gadisnya menemukan cinta sejati.

Tidak hanya berkenalan, di Gubuk cinta ini anak perempuannya bisa berhubungan intim layaknya suami istri di dalamnya.

BACA JUGA:Sekali Liat Langsung Tahu Jika Itu Suku Palembang, Nomor 1 Khas Banget

BACA JUGA:15 Macam Suku di Indonesia Ini Wajib Kamu Ketahui, Dikenal Memiliki Warisan Magis dan Ilmu Spiritual Terkuat

Suku ini merupakan etnis minoritas yang mendiami 27 desa di distrik Ratnakiri.

Masyarakat di suku Kreang ini percaya dengan tradisi ini akan menemukan lelaki sejati sesuai keinginan keluarga bahkan membentuk bahtera rumah tangga yang bahagia.

Meski tradisi ini dianggap tidak menghargai kodrat seorang wanita. Namun, suku Kreung meyakini melalui tradisi ini malahan dianggap cara perjodohan dengan Gubuk Cinta, dianggap sangat menghargai emansipasi wanita.

BACA JUGA:Tradisi Nyeleneh Suku Drokpa, Bertukar Pasangan Agar Dijauhkan dari Roh Jahat, Boleh Ciuman di Tempat Umum

BACA JUGA:3 Tradisi Aneh di Afrika, Salah Satunya Istri Boleh Punya Suami Sebanyak-banyaknya

Lantaran, anak perempuan diberikan kebebasan untuk memilih jodohanya dengan tradisi unik ini. 

Dilihat dari angka perceraian, diterapkannya tradisi ini bisa meminimalisir angka perceraian, bahkan sangat jarang terdengar kasus perceraian dari dulu di suku Kreung, Kamboja.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: