Dibalik Bangkrutnya Perusahaan-Perusahaan Raksasa Dunia di Indonesia

Dibalik Bangkrutnya Perusahaan-Perusahaan Raksasa Dunia di Indonesia

Dibalik Bangkrutnya Perusahaan Raksasa Dunia di Indonesia--

RADARUTARA.ID - Bagi kamu yang nikmatin banget beragam platform hiburan seperti YouTube Tik Tok Instagram dan semacamnya pasti kenal banget dengan istilah indopride.

Istilah ini merujuk pada bagaimana pasar netizen kita sangat diminati oleh orang-orang luar, mulai dari konten receh sampai masuk scene film-film terkenal seperti The Last of Fast.

Bisa dibilang power of netizen kita itu memang sangat kuat. Namun sayang, hal ini berbanding terbalik dengan daya beli di sektor-sektor riil. Makanya, banyak perusahaan kelas dunia yang malah gulung tikar sebab sepi peminat atau beragam faktor lain.

Salah satu contohnya adalah Seven Eleven (7Eleven). 

Bagi kamu yang sering menonton film Korea atau Thailand, minimarket yang satu ini tentu tidak asing lagi kehadirannya di berbagai film jelas tidak terlepas dari kesuksesan seperti 7Eleven yang telah memiliki lebih dari 7800 toko di seluruh dunia.

Di tahun 2022 lalu, 7Seven and a holding yang merupakan induk dari 7Eleven ini bahkan mendapat keuntungan mencapai USD 78,74 miliar atau Rp1,1 kuadraliun.

Jadi, di mata global, ini emang sudah dewanya market. Apalagi kalau di Thailand 7Eleven ini bukan cuma jadi minimarket saja, tapi juga punya layanan delivery paket sepetri J&T dan lain-lain. Makanya, 7Eleven di sana itu bisa memiliki gedung super mewah.

Sayangnya, nasib 7Eleven di Indonesia malah sangat buruk, di tahun 2017 seluruh cabangnya dinyatakan tutup permanen ada beragam sebab yang mendengar hal tersebut.

Salah satu awalnya datang dari Permendag Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol.

Dalam aturan tersebut 7Eleven dicoret dari salah satu daftar penjual minuman beralkohol dan dikategorikan sebagai minimarket.

Atas hal ini, pendapatan 7Eleven menurun dan bahkan tidak mampu menutupi biaya operasional, seperti sewa gedung, gaji karyawan hingga pembayaran listrik.

Kemerosotan 7Eleven ini juga disebabkan positioning yang sangat merugikan. Dimana mereka ingin jadi minimarket dan cafe dalam satu tempat.

Budaya beli kita yang sedikit, nongkrong berjam-jam, bahkan bahwa colokan ke gerai 7Eleven, membuat semuanya makin runyam pendapatan 7Eleven, jadi akhirnya mau enggak mau, 7Eleven harus ditutup dan hanya ada di ingatan beberapa orang saja.

Selanjutnya, ada Subway, bagi kamu yang sering nonton film-film Korea pasti tahu, sekarang ada Subway yang merupakan toko sandwich paling ngetren sedunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: