Sekam Padi Ternyata Bisa Menjadi Pembangkit Listrik

Sekam Padi Ternyata Bisa Menjadi Pembangkit Listrik

Sekam Padi Ternyata Bisa Menjadi Pembangkit Listrik !!!--

Oleh : Muhammad Iqbal

Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

INDONESIA, adalah salah satu negara agraris terbesar di dunia yang mempunyai lahan begitu luas dan banyak keanekaragaman hayatinya. Karena Indonesia adalah negara agraris maka kebanyakan masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya sebagai petani. Beras (padi) sendiri ialah kebutuhan pokok primer bagi seluruh rakyat Indonesia, hal tersebut membuat Indonesia tidak pernah berhenti memproduksi padi, yang berarti limbah padi juga akan terus menumpuk seiring jalannya waktu. Limbah sekam padi atau kulit padi memiliki sekitar 20 persen bobot padi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi gabah kering giling (GKG) sepanjang 2022 mencapai 54,75 juta ton, yang berarti pada tahun 2022 limbah sekam padi diIndonesia kurang lebih mencapai 10,9 juta ton.

Sejauh ini Indonesia belum mampu memaksimalkan daur ulang limbah padi (sekam), umumnya di Indonesia sekam padi hanya dimanfaatkan menjadi pupuk bokashi, arang sekam, pakan ternak, dan bahkan para petani banyak yang tidak memanfaatkannya kembali seperti langsung di bakar. Hal ini terjadi karena kesadaran para petani yang masih minim pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah menjadi penyebab utama. Akibatnya, pencemaran lingkungan karena limbah Sekam Padi tidak dapat terelakkan.

Tidak banyak orang yang mengetahui cara mendaur ulang sekam padi menjadi pembangkit listrik, bahkan hanya segelintir negara saja yang memanfaatkan sekam padi menjadi pembangkit listrik. Negara yang memanfaatkan sekam padi menjadi energi listrik: 1) India, India telah mengembangkan teknologi pembangkit listrik dari sekam padi, seperti pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar sekam padi, dan gasifikasi untuk mengubah sekam padi menjadi gas sintetis untuk pembangkit listrik. Contohnya, di negara bagian Punjab, India, telah dibangun beberapa pembangkit listrik tenaga biomassa yang menggunakan sekam padi sebagai bahan bakar utama. Selain itu, beberapa perusahaan swasta di India juga telah memulai bisnis produksi energi listrik dari sekam padi. 2) Cina, Cina telah mengembangkan teknologi pembangkit listrik dari sekam padi, seperti gasifikasi, pembakaran langsung, dan pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar sekam padi. Contohnya, pemerintah Cina telah meluncurkan program "Golden Sun", yang mempromosikan pengembangan energi terbarukan, termasuk pembangkit listrik berbasis sekam padi. Selain itu, beberapa perusahaan swasta di Cina juga telah memulai bisnis produksi energi listrik dari sekam padi. 3) Thailand, Thailand adalah salah satu negara dengan kemampuan yang cukup besar dalam mengubah sekam padi menjadi listrik. Sebagai salah satu produsen beras terbesar di dunia, Thailand juga menghasilkan sekitar 30 juta ton sekam padi setiap tahunnya. Oleh karena itu, pemanfaatan sekam padi sebagai bahan bakar alternatif untuk pembangkit listrik menjadi pilihan yang menarik untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan memperkuat keamanan energi di Thailand. Contohnya, di Thailand selatan, telah dibangun beberapa pembangkit listrik tenaga biomassa yang menggunakan sekam padi sebagai bahan bakar utama. Selain itu, pemerintah Thailand juga telah memberikan insentif bagi perusahaan untuk memproduksi energi listrik dari sumber biomassa, termasuk sekam padi. 4) Vietnam, Vietnam adalah negara penghasil beras terbesar ke-3 di dunia dan menghasilkan sekitar 25 juta ton sekam padi setiap tahunnya. Oleh karena itu, pemanfaatan sekam padi sebagai bahan bakar alternatif untuk pembangkit listrik menjadi pilihan yang menarik untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan memperkuat keamanan energi di Vietnam. Contohnya, di provinsi Hau Giang, Vietnam, telah dibangun sebuah pembangkit listrik tenaga biomassa yang menggunakan sekam padi sebagai bahan bakar utama.

Namun, meskipun dari ke-4 negara tersebut telah memiliki kemampuan dalam mengubah sekam padi menjadi listrik, tantangan tetap ada dalam pemanfaatan bahan bakar alternatif ini, seperti biaya produksi yang tinggi, masalah teknis, dan kurangnya kesadaran masyarakat mengenai manfaat dari pemanfaatan sumber energi terbarukan.

Banyak cara / metode untuk mengubah sekam padi menjadi pembangkit listrik. Secara umum, proses ini melibatkan penggunaan sekam padi sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan uap dan memutar turbin, yang pada akhirnya menghasilkan listrik. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pemilihan metode yang tepat tergantung pada faktor seperti ketersediaan teknologi dan sumber daya, biaya, dan dampak lingkungan. Beberapa metode konversi sekam padi menjadi energi listrik: 1) Gasifikasi, Metode ini melibatkan konversi sekam padi menjadi gas sintetis (syngas) dengan memanaskan bahan bakar dalam lingkungan yang tidak ada oksigen. Syngas kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik. Proses ini lebih bersih daripada pembakaran karena dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan partikulat. 2) Pembakaran langsung, Metode ini melibatkan pembakaran sekam padi di dalam tungku atau boiler untuk menghasilkan uap yang dapat menggerakkan turbin dan generator listrik. Proses ini sering disebut dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Namun, pembakaran sekam padi dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti CO2 dan NOx, sehingga perlu dilakukan pengendalian emisi agar tidak merusak lingkungan. 3) Pirolisis, Metode ini melibatkan penguraian bahan bakar secara termal pada suhu tinggi dan tekanan rendah untuk menghasilkan gas dan cairan. Gas tersebut dapat digunakan untuk menggerakkan turbin dan generator listrik. 4) Anaerobic Digestion, Metode ini melibatkan penguraian biologis sekam padi di lingkungan anaerobik untuk menghasilkan biogas, yang kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan turbin dan generator listrik. 5) Co-firing Teknologi, ini melibatkan pembakaran sekam padi bersama dengan bahan bakar fosil (seperti batubara atau minyak) dalam boiler pembangkit listrik. Teknologi ini dapat membantu mengurangi emisi karbon dan menghemat bahan bakar fosil.

Dari beberapa metode yang sudah dijelaskan bahwa ada beberapa metode yang sangat aman bagi lingkungan seperti metode Anaerobik Digestion atau dengan penguraian biologi, tetapi ada juga yang tidak aman bagi lingkungan seperti metode Pembakaran Langsung karena menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti CO2 dan NOx.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: