Parit Mampet, Komplek Perkantoran Terendam Banjir
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Sabtu 22-06-2019,09:52 WIB
MUKOMUKO RU - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Mukomuko, Kamis (20/6) malam kemarin, mengakibatkan lingkungan komplek perkantoran terendam banjir hingga mencapai ketinggian air sekitar 30 centimeter. Hal ini disebabkan, parit lingkungan komplek perkantoran mampet akibat sampah dan tumbuhan rerumputan yang tidak dibersihkan oleh pihak dinas terkait. Banjir terparah merendam halaman kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mukomuko, meski tidak sampai melumpuhkan aktifitas. Selain komplek perkantoran, banjir juga merendam jalan dua jalur dari arah simpang lampu merah – komplek perkantoran Pemkab Mukomuko hingga ketinggian air mencapai 50
centimeter.
Banjir ini disebabkan, jaringan siring atau irigasi yang ada di
depan kantor bupati tersebut mampet akibat tumbuhan eceng gondok. Sehingga air dari hulu tidak dapat mengalir dan meluap menggenangi jalan utama menuju komplek perkantoran. Sayangnya, meskipun kondisinya sudah sangat memprihatinkan namun tidak ada daya dan upaya dari Pemkab Mukomuko.
“Melihat kondisi ini, Pemkab bukan cepat ambil langkah untuk mengatasi banjir ini. Tapi malahan tutup mata, seolah tidak terjadi apa-apa. Ironis memang, tapi itulah yang terjadi sekarang ini. Dan saya yakin, kalau hujan turun semalam lagi, dipastikan seluruh komplek perkantoran terendam banjir,” ketus Yanto, warga Mukomuko kemarin.
Bahkan lanjutnya, banjir yang terjadi Jumat (21/6) kemarin juga merendam halaman Masjid Agung Baitul Huda yang ada di komplek perkantoran. Sehingga pihak perusahaan yang sekarang sedang melakukan pengerjaan proyek landscape meliburkan anggotanya lantaran lokasi proyek terendam banjir.
“Itu di halaman Masjid Agung juga terendam banjir yang disebabkan luapan air irigasi. Sungguh sangat miris, lingkungan di mana semua pejabat berkantor dan lalu lalang membiarkan kondisi ini terjadi. Ya harapan kami selaku warga, Pemkab segera bertindak cepat untuk mengatasi banjir yang ada di daerah ini,” harapnya.
Sementara itu Lurah Bandaratu, Despardi, ketika dikonfirmasi kemarin mengatakan akan menggerakkan warganya bergotong royong membersihkan jaringan irigasi yang ada di depan kantor bupati. Sebab jika tidak cepat kami bersihkan maka banjir akan terus mengintai akibat air irigasi tidak mengalir.
“Saya juga sudah berkoordinasi dengan pak RT dan komunitas peduli lingkungan yang ada di Kelurahan Bandaratu. Hari Sabtu (22/6) besok (Hari ini, red), kami akan melaksanakan gotong royong membersihkan irigasi yang ada di belakang rumah dinas bupati yang lama. Kami tidak ingin, lingkungan yang kami cintai menjadi sasaran banjir jika terjadi hujan,” tegas Lurah.
Terkait masalah ada alokasi anggaran di Dinas PU untuk pekerjaan pencucian iriagsi itu, bukan urusannya.
“Itu bukan urusan saya. Yang jelas, saya bersama masyarakat sudah kompak untuk membersihkan seluruh jaringan irigasi yang menjadi pemicu banjir di wilayah Kelurahan Bandaratu,” demikian Despardi.
(rel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: