YouTube Vs Pemblokir Iklan, Siapa Akan Menang?

Strategi YouTube untuk mengatasi pemblokir iklan bisa berdampak sebaliknya, meningkatkan penggunaan pemblokir iklan yang lebih canggih.--
RADARUTARA.ID - Anda mungkin sudah mendengar bahwa YouTube kini tidak lagi membolehkan penggunaan pemblokir iklan di platform mereka. Para pengembang pemblokir iklan dan YouTube sudah saling mencoba mengalahkan satu sama lain selama bertahun-tahun, dan kini persaingan ini semakin intens.
Awal Mula Permainan "Kucing dan Tikus"
Iklan di YouTube saat ini lebih mengganggu daripada sebelumnya. Baik dari segi jumlah maupun kualitas. Beberapa waktu lalu, saya menonton video yang dimulai dengan dua iklan yang tidak bisa dilewati, sebelum akhirnya ada iklan tengah setiap lima menit di video tutorial yang panjang. Iklan yang ditayangkan pun seringkali untuk produk seperti Grammarly, game mobile palsu, hingga penipuan cryptocurrency. Beberapa dari iklan ini bisa diblokir, loh!
Iklan di YouTube Semakin Mengganggu
YouTube terus menciptakan format iklan baru, seperti iklan pre-roll, mid-roll, iklan yang tidak bisa dilewati, iklan banner, iklan overlay, iklan vertikal, iklan bumper, iklan belanja, hingga iklan yang muncul selama siaran langsung dan iklan sponsor tersembunyi. Kini, YouTube bahkan berusaha menampilkan iklan di layar jeda (pause screen). Sulit membayangkan bahwa ada waktu di mana YouTube sama sekali tidak menampilkan iklan. Dulu, platform ini hanya fokus memberikan ruang bagi orang untuk "menyiarkan" diri mereka sendiri.
Namun, semua yang baik pasti berakhir. Bagi YouTube, akhir itu datang setelah diakuisisi oleh Google pada tahun 2006, yang kemudian memperkenalkan iklan.
Pada awalnya, format iklan di YouTube cukup sederhana. Iklan video yang dapat diklik untuk menonton konten eksklusif seperti album musik atau cuplikan acara TV, serta iklan banner teks minimalis yang tidak mengganggu. Pada sekitar tahun 2010, YouTube mulai memperkenalkan iklan pre-roll, yakni iklan yang muncul sebelum video dimulai. Semakin lama, YouTube mulai menampilkan iklan yang tidak bisa dilewati dan iklan vertikal di perangkat mobile.
Yang jelas, iklan di YouTube kini telah berkembang pesat dan semakin sulit untuk dihindari. Iklan semakin merajalela di hampir setiap sudut platform ini.
YouTube Mulai Serang pemblokir iklan
Tidak mengherankan jika banyak orang menggunakan pemblokir iklan di YouTube. Meskipun sulit untuk menentukan persentase pengguna YouTube yang mengaktifkan pemblokir iklan, diperkirakan sekitar 30% orang di dunia menggunakan pemblokir iklan di komputer mereka (belum termasuk pengguna mobile). Google pun merasa bahwa hal ini cukup mempengaruhi pendapatan mereka, sehingga mereka mulai bertindak tegas terhadap pengguna pemblokir iklan.
Pengguna yang mengaktifkan pemblokir iklan kini akan melihat pemberitahuan berupa dinding peringatan di dalam pemutar video YouTube, yang mengharuskan mereka untuk menonaktifkan pemblokir iklan jika ingin melanjutkan menonton. YouTube juga menambahkan jeda 5 detik untuk pengguna pemblokir iklan di semua browser.
Langkah ini adalah bagian dari strategi YouTube untuk mendorong langganan premium mereka. Beberapa fitur dasar, seperti mendengarkan latar belakang, mengunduh video berkualitas tinggi di ponsel, streaming berkualitas tinggi, bahkan mengatur antrean video di ponsel, kini hanya tersedia bagi pengguna berbayar.
YouTube menciptakan masalah dan kemudian menjual solusi kepada pengguna. Dari sudut pandang YouTube, mendorong iklan lebih banyak dan melarang pemblokir iklan akan menghasilkan lebih banyak pendapatan iklan atau langganan premium. Namun, saya rasa strategi ini akan berbalik melawan mereka.
Efek Serangan Balik Tak Terduga
Saat YouTube pertama kali memperkenalkan tembok anti-pemblokir iklan, pengembang pemblokir iklan segera memperbarui perangkat lunak mereka untuk menghindari tembok tersebut. Hasilnya, kita melihat munculnya skrip anti-anti-pemblokir iklan. Jadi, jelas bahwa pengembang pemblokir iklan sedang melawan balik, dan YouTube belum menang.
Lebih penting lagi, strategi YouTube yang agresif untuk melarang pemblokir iklan malah dapat berbalik memberikan efek negatif. Ini mirip dengan kampanye besar-besaran melawan pembajakan digital di masa lalu yang mengawali dengan slogan "You Wouldn't Steal A Car!" yang malah memicu peningkatan pembajakan online.
Sama halnya, semakin banyak orang yang mengetahui tentang perangkat lunak pemblokir iklan setelah YouTube memblokirnya. Hasilnya, banyak orang yang justru beralih ke pemblokir iklan yang lebih canggih. Selain itu, pengguna pemblokir iklan cenderung tidak akan mengklik iklan, yang jelas merugikan YouTube.
YouTube Kembangkan Anti pemblokir iklan
YouTube baru-baru ini mulai menguji format iklan baru yang disebut server-side ad injection. Alih-alih menayangkan iklan di awal atau tengah video, YouTube mulai menyisipkan iklan langsung ke dalam aliran video. Metode ini membuat iklan menjadi bagian dari video YouTube, sehingga pemblokir iklan menjadi tidak berguna karena perangkat lunak tidak dapat membedakan konten video dari iklan.
Beberapa orang sudah melaporkan bahwa mereka tetap melihat iklan meski pemblokir iklan aktif. Jika metode ini berhasil, pemblokir iklan mungkin akan kalah.
Namun, bukan berarti YouTube telah menang. Para pengembang terus mencari cara untuk mengatasi server-side injection, salah satunya dengan menggunakan AI untuk mendeteksi iklan dan langsung melewati bagian tersebut.
Tidak jelas sejauh mana eskalasi ini akan berlanjut, tetapi yang pasti adalah iklan di YouTube hanya akan semakin mengganggu kecuali kamu membayar langganan seharga 14 dolar per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: