RADARUTARA.ID - Kalau kamu berkunjung ke Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, ada salah satu kuliner khas daerah ini yang tidak boleh kamu lewatkan yakni sajian dengan bahan utama menggunakan Gurita.
Beraneka ragam olahan gurita bisa kamu temukan di tempat ini, seperti gulai gurita dengan santal yang kental, gurita sambal, sate gurita sampai asinan dan gurita kering.
Lokasi wisata kuliner ini terletak sekitar 15 kilometer, jika dari kota Bintuhan yang menjadi ibukota dari Kabupaten Kaur. Lebih tepatnya di desa Linau, yang mana ditempat ini kamu bisa menemukan dan melihat disepanjang pinggir jalan penjual yang menjajakan gurita kering dan sengaja dijemur diluar.
BACA JUGA:Makanan Khas Kaur, Ini 6 Manfaat Gurita Bagi Kesehatan Tubuh
Untuk mengolah gurita, sebenarnya bukan hal yang sulit sulit, kamu cuma memerlukan sebilah pisau yang dipakai untuk membelah dan membersihkan gurita.
Kemudian gurita akan dibelah menyerupai bentuk layangan, yang mana di bagian kepala dan badannya akan diberikan penahan yang terbuat dari sebilah bambu. Adapun ukuran bambu telah disesuaikan mirip seperti tusukan sate yang hendak dipakai sebagai penahan di sisi kiri dan kanan gurita agar mempermudah proses penjemuran dan pengeringan.
Di proses pengeringan gurita ini tidak membutuhkan waktu yang begitu lama, kalau cuaca sedang panas dalam satu hari penuh, maka pengeringannya cuma memerlukan waktu 3 hari saja. Setelah itu sudah bisa diolah dan dibuat menjadi menu makanan.
BACA JUGA:Program Seragam Gratis Persembahan Bupati Bengkulu Utara Masih Berlanjut atau Putus?
Pengolahannya menjadi menu makanan juga bisa dibuat menjadi beberapa variasi, salah satunya disambal. Gurita kering juga sangat lezat jika dimasak menjadi sayur dengan santan kelapa, seperti sayuran khas Kabupaten Kaur ini dengan campuran terong, pare, dan kacang panjang.
Satu ekor gurita basah atau yang baru biasanya dibanderol Rp 10.000 - Rp 80.000. Namun Gurita kering yang dijual dipinggir jalan biasanya berkisar dari Rp 20.000 hingga Rp 100.000 per ekornya.*