RADARUTARA.ID- Fenomena iklim El Nino yang memicu dampak kemarau di berbagai daerah di Indonesia khususnya, di wilayah Bengkulu diprediksi masih akan berlangsung panjang hingga bulan November 2023 mendatang.
Tentu fenomena, ini tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya jika fenomena El Nino, ini berlangsung dalam waktu yang cukup panjang. Maka dampak bencana alam seperti kekeringan hingga krisis pangan akan melanda sebagian besar daerah di Indonesia hingga berdampak serius terhadap kelangsungan hidup masyarakat secara umum.
Sesuai arahan kepala daerah, Camat Pinang Raya, M Irfan, S.Sos, meminta kepada seluruh kepala desa (Kades) di wilayah kerjanya agar bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi akibat dampak fenomena iklim El Nino ini. Kemungkinan terburuk yang akan dihadapi menurut Camat, bisa dalam bentuk kekeringan atau krisis air bersih dan menurunnya ketersediaan pangan.
"Seluruh Kades harus bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang disebabkan dampak fenomena El Nino ini. Karena sejumlah pihak berkompeten memprediksi, fenomena iklim El Nino yang berdampak terhadap musim kemarau saat ini masih akan berlangsung sampai bulan November 2023 mendatang," imbau Camat.
BACA JUGA:Jelang Pemilu 2024, Dukcapil Gencar Sosialisasi ke Pemilih Pemula
Sebagai langkah konkret untuk mengantisipasi dampak terburuk yang ditimbulkan akibat musim kemarau, ini kata Camat, bisa dilakukan oleh setiap desa dengan memastikan ketersediaan cadangan sumber air bersih.
Cadangan sumber air bersih itu bisa berasal dari fasilitas Pamsimas atau dengan menambah keberadaan sumur bor.
"Yang sudah memiliki fasilitas Pamsimas tolong ditingkatkan perawatannya. Bagi yang merasa cadangan air bersihnya belum cukup, bisa membuat sumur bor baru melalui dana desa. Dan pemerintah telah memberi kewenangan itu kepada seluruh desa. Intinya kita harus lebih siap untuk menghadapi dampak bencana alam kekeringan yang ditimbulkan akibat fenomena iklim El Nino saat ini," pungkasnya.
Lebih jauh, Camat, memastikan. Kendati intensitas hujan sejak beberapa bulan terakhir di wilayah kerjanya jauh berkurang. Namun untuk ketersediaan air bersih di sebagian besar desa di wilayah kerjanya dipastikan masih dalam kondisi aman.
"Sampai sekarang belum ada dampak ekstrim yang kita rasakan. Namun langkah antisipasi harus tetap kita lakukan," tandas Camat.*