RADARUTARA.ID- Hujan lebat diperkirakan masih akan terjadi di banyak wilayah setidaknya dalam tiga hari ke depan akibat efek siklon tropis. Apakah Fenomena El Nino tak begitu berpengaruh?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap suhu air laut di Samudera Pasifik mengalami perubahan yang mengarah pada fenomena El Nino yang memengaruhi berkurangnya curah hujan.
"Jadi semakin menghangat di Samudera Pasifik, anomali temperatur di Samudera Pasifik ini semakin meningkat sudah mencapai 0,8 artinya El Nino masih lemah," kata Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, pekan lalu.
Selain itu, BMKG juga memprediksi kemarau makin kering karena dampak dari Indian Ocean Dipole (IOD).
"Intensitas El Nino semakin menguat. BMKG mendeteksi IOD yang semakin menguat ke arah positif, yang artinya seperti fenomena yang terjadi seperti 2019 di mana IOD menguat dan mengakibatkan kondisi kering lebih kering di wilayah Indonesia," ujar Dwikorita.
BACA JUGA:Siapkan Berkas Sekarang Juga, Proses Pengajuan KUR BRI Juni 2023 Segera Dibuka Kembali
BACA JUGA:Diincar Raja Iblis, Anggi Nabila Tak Menyadari Kodam Ajian Pecah Sukmo Mengalir dalam Darahnya
IOD merupakan perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah, yaitu Laut Arab (Samudera Hindia bagian barat) dan Samudera Hindia bagian timur di selatan Indonesia.
Nyatanya, dalam Peringatan Dini Cuaca 13 Juni–15 Juni, BMKG mengungkapkan potensi pertumbuhan awan hujan di sejumlah daerah.
Yakni, Bengkulu hingga Sumatera Barat, Jawa Barat, Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua, serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Samudra Hindia Barat Daya Sumatera, Laut China Selatan.
Lembaga tersebut mengungkit efek "sirkulasi siklonik" yang terpantau di Samudra Pasifik utara Papua Barat.
BACA JUGA:Anggi Nabila Dipilih Untuk Memakai Mahkota Ghaib Melalui Perjanjian Leluhur dan Raja Iblis
Berdasarkan data Joint Typhoon Warning Center, ada dua siklon tropis aktif saat ini. Yakni, Siklon Tropis Guchol dan Biparjoy.
Yang pertama, Siklon Tropis Guchol, per Rabu (14/6) dini hari, terpantau ada di sebelah timur Jepang dengan kecepatan angin 45 knot atau 83,34 km/jam, setelah sebelumnya sempat berada di utara Papua.