Dugaan Pungli Pembelian Seragam Siswa di SMAN 02 Bengkulu Utara Mencuat

Dugaan Pungli Pembelian Seragam Siswa di SMAN 02 Bengkulu Utara Mencuat

Ilustrasi pungli--

BENGKULU UTARA, RADARUTARA.ID - Setelah adanya gelombang protes terhadap pengadaan baju olahraga di SMAN 02 Bengkulu Utara dari para wali murid, lantaran sablonan dan bahan baju yang dinilai sangat buruk, cerita barupun terungkap.

Teranyar pembelian baju seragam melalui  pihak sekolah pun diduga menjadi ajang atau kedok untuk melakukan tindakan pungutan liar (Pungli).

Apalagi dari penelusuran radarutara.id, nominal uang yang harus dikeluarkan oleh para wali murid untuk mendapatkan 5 pasang baju mulai dari, baju putih abu-abu, baju batik, baju almamater, baju pramuka dan baju olahraga dari sekolah tergolong sangatlah mahal yakni mencapai Rp 1.300.000.

Akan tetapi, besarnya uang tersebut tidak sebanding dengan kualitas bahan baju yang diterima oleh murid.

BACA JUGA:Pengadaan Baju Olahraga di SMAN 02 Bengkulu Utara Diduga Asal Jadi, Ini Kata Kepsek

S salah seorang Wali Murid menyampaikan bahwa, dirinya sungguh sangat kecewa dengan baju yang diterima oleh anaknya, lantaran memiliki kualitas yang sangat buruk.

"Sebagai wali murid tentunya kita kecewa, karena bahan bajunya begitu buruk, apalagi kita sudah bayar mahal namun tidak sebanding, baik itu baju olahraga, baju batik, almamater dan lainnya semuanya tipis, jelek dan tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh pihak sekolah," ungkapnya.

Diungkapkan pula, untuk baju batik dan Almamater harga yang diberikan oleh pihak sekolah sungguh tidak masuk akal dan berbanding terbalik dengan bahan baju yang diterima.

"Almamater dan baju batik itu kalo gak salah masing-masing sekitar Rp.300 ribu, akan tetapi kalau kita lihat bahannya itu gak masuk akal, apalagi setelah saya tanya dengan penjahit untuk membuat baju dengan bahan dengan kualitas seperti itu paling hanya Rp 150 ribu, sedangkan kalo dari pihak sekolah itu Rp 300 ribu," keluhnya.


Bukti pembayaran seragam siswa di SMAN 02 Bengkulu Utara--

Lebih jauh, R Salah seorang penjahit di Kota Arga Makmur bahkan juga ikut berkomentar untuk hal ini, dikatakannya, harga yang dipatok oleh pihak sekolah sungguh mahal dan tidak sesuai dengan kualitas baju yang diterima oleh murid sekolah yang ada.

"Ada yang nanya kemaren untuk Almamater dan baju batik, saya bilang itu bahannya juga sangat buruk jadi harga Rp 300 ribu itu tidak sesuai dan kemahalan, selain itu baju olahraga juga bahannya jelek tidak sesuai dengan harga yang dipatok oleh pihak sekolah," sampainya.

Sebelumnya Kepala SMAN 02 Bengkulu Utara, Kaman ketika dikonfirmasi mengenai masalah baju ini, mengklaim persoalan ini sudah selesai, akan tetapi Kaman tidak bisa menjelaskan secara rinci terkait bahan baju maupun harga baju yang dikeluhkan oleh wali murid.

"Kalo Maslah baju itu sudah beres, baik itu baju putih abu-abu, Pramuka, almamater, cuman ada baju olahraga yang diklaim oleh orang tua karena warnanya berbeda, satu agak tua satu agak muda, itu yang dikomplain, terus ada yang di sablon, ya sejenis itulah, jadi komplain orang tua, kalo harga pakaian, putih abu-abu 250, pakaian Pramuka dengan atributnya 250, terus baju almamater, baju batik, baju olahraga Rp 150," elak Kaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: