Lagi Ramai Dibahas, Apa Itu Kremasi dan Ini Agama yang Memperbolehkan

Jenazah kemudian biasanya akan dimasukkan ke dalam peti yang nantinya ikut dibakar pada saat proses kremasi.

Pada saat proses kremasi sendiri, suhu pembakaran menjadi salah satu perhatian utama, dan biasanya suhunya harus mencapai sekitar 760 sampai 1000 derajat celcius.

Proses kremasi dilakukan selama sekitar 1,5 sampai 3 jam. Hal ini tergantung peralatan yang dipakai, sebab ada fragmen mineral tulang yang tidak terbakar sempurna. Maka biasanya akan digiling supaya jadi bubuk.

BACA JUGA:5 Drama Korea Kerajaan Romantis yang Bikin Baper Sampai ke Dunia Nyata

BACA JUGA:4 Daya Tarik Pantai Jakat Bengkulu, Lengkap dengan Lokasinya

Setelah proses kremasi selesai, dilakukan pengumpulan abu jenazah untuk dimasukin ke dalam wadah khusus dan diserahkan ke keluarga jenazah.

Mungkin masih ada beberapa yang bingung, abu jenazahnya ditaruh di mana? Diapain? 

Terkait hal ini sebenarnya ada beberapa cara, tergantung keinginan keluarga, agama yang dianut ataupun budaya.

Misalnya disimpan di rumah, atau bisa juga disimpan di penitipan khusus. Abu jenazah juga ada yang ditaburkan atau dilarung di lokasi tertentu seperti laut, sungai atau tempat-tempat yang dianggap punya makna khusus bagi almarhum atau keluarga besarnya.

BACA JUGA:Ini Sejarah Berdirinya 'Kampoeng Ontel' di Kota Bengkulu

BACA JUGA:Segudang Manfaat Black Garlic Atau Bawang Hitam untuk Kesehatan Tubuh

Proses pelarungan ini dianggap sebagai simbol untuk mengembalikan almarhum pada elemen-elemen semesta pembentuk raga.

Tak hanya itu, ada juga abu jenazah yang dikuburkan, baik di makam keluarga ataupun di area pemakaman umum yang menyediakan layanan penguburan abu kremasi.

Hal ini dianggap sebagai cara untuk melepaskan roh dari duniawi dan membantunya menuju ke alam baka ataupun kehidupan berikutnya.

Tak hanya agama Budha, agama Hindu, Konghucu, Kristen Katolik, dan Kristen Protestan juga memperbolehkan kremasi. Sementara di agama Islam tidak diperbolehkan.

Sumber: