Ingat, Ini 4 Nama yang Dilarang Rasulullah SAW untuk Diberikan ke Bayi

Ingat, Ini 4 Nama yang Dilarang Rasulullah SAW untuk Diberikan ke Bayi

Ingat, Ini 4 Nama yang Dilarang Rasulullah SAW untuk Diberikan ke Bayi--

RADARUTARA.ID- Nama termasuk doa. Banyak orang yang percaya bahwa Nama adalah sebuah harapan. Para orang tua juga berlomba untuk memberikan Nama terbaik kepada anak-anaknya. Dengan harapan, kehidupan anak-anak mereka kelak sebaik arti dari Nama yang diberikan.

Memberikan nama baik dengan makna yang bagus kepada anak juga dianjurkan dalam agama Islam. Ini tercantum oada hadits yang diriwayatkan dari Abu Darda, ia mengatakan kalau Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sesungguhnya kalian akan dipanggil di hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian maka baguskanlah nama-nama kalian." (HR Abu Dawud dalam kitab Sunannya)

BACA JUGA:Mengenal Syekh Subakir, Ahli Ruqyah yang Menyebarkan Ajaran Islam di Pulau Jawa

Tetapi, banyak orang tua yang gegabah dan tidak mengerti dalam pemberian nama anak. Sehingga, bukannya memberi nama dengan arti yang bagus namun justru sebaliknya, nama anak mempunyai makna buruk dan bahkan dilarang dalam agama Islam.

Bahkan, Nabi Muhammad SAW juga melarang kepara orang tua untuk memberi nama-nama ini pada anaknya.

Ada beberapa nama yang Rasulullah SAW larang untuk diberikan kepada bayi yang baru lahir yaitu Yasār (kemudahan), Rabāh (keuntungan), Najīh (orang yang berhasil), dan Aflah (orang yang paling menang).

BACA JUGA:Bacaan Doa untuk Meminta Keselamatan dan Keringanan Ketika Menghadapi Sakaratul Maut

Hal ini seperti perkataan Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari sahabat Samurah. Rasulullah SAW pun bersabda:

"Janganlah kamu menamai anakmu dengan Yasār, Rabāh, Najīh, atau Aflah. Sungguh, kamu akan berkata, 'Apakah ada dia di sana?' Dan dia tidak ada sehingga seseorang menjawab, 'Tidak'." (HR Muslim dalam Shahih Muslim [1685], Kitab al-Adab, Bab Karahati at-Tasmiyah bi al-Asma' al-Qabihah)

Makna dari hadits di atas yaitu nama-nama tersebut bisa dipakai untuk meramal. Sebagai contoh ada orang yang bertanya, "Apakah ada Yasār (kemudahan) di sana?". Jika dijawab kalau tidak ada Yasār maka dia meramalkan tidak adanya kemudahan di sana.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: