Mengenal Lebih dalam Tentang Bahasa, Sistem Kepemimpinan, dan Agama di Suku Enggano
Mengenal Lebih dalam Tentang Bahasa, Sistem Kepemimpinan, dan Agama di Suku Enggano--
RADARUTARA.ID- Enggano merupakan sebuah kelompok etnis terasing di Tanah Air yang tingga di Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu. Lebih tepatnya dekat dengan barat daya lepas pantai pulau Sumatra. Populasi dari suku ini berjumlah sekitar 1.000 orang du tahun 1999 dan terus mengalami penurunan.
- Bahasa Enggano
merupakan salah satu ciri khas yang membedakan suku ini dari suku-suku lainnya yang ada di Indonesia. Bahasa Enggano adalah bahasa yang penyebarannya hanya di pulau Enggano saja dan 4 pulau kecil di sekitarnya.
Bahasa suku Enggano meruoakan rumpun bahasa Austronesia, walaupun ada yang beranggapan sebagai bahasa isolat yakni meminjam rumpun bahasa Austronesia.
Jumlah penutur bahasa ini seiring dengan berjalannya waktu semakin menurun drastis. Hal ini terjadi lantaran bahasa Enggano cuma ada di Pulau Enggano dan suku lain tidak memakai bahasa tersebut.
Kalau orang-orang suku Enggano keluar dari pulau Enggano, mereka wajib berbicara dengan bahasa lain lantaran banyak orang di Provinsi Bengkulu yang tidak mengetahui bahasa Enggano.
BACA JUGA:Selain Pantainya, Rumah Adat Mukomuko Jadi Ikon Kabupaten yang Wajib Dikunjungi
- Sistem Kepemimpinan
Sistem kepemimpinan di suku Enggano juga bersumber pada tradisi. Pada zaman kolonial Belanda, pemimpin disebut dengan "kahai yamunya", yang kemudian tergantikan oleh "Paabuki" di era pasca-kolonial.
Paabuki dipilih dari musyawarah suku bangsa dan dibantu oleh ekap'u (kepala suku bangsa). Ekspansi tugas melibatkan semua hal yang berhubungan dengan kepentingan warga suku bangsa.
Selain itu, ada "orai" yang bertanggung jawab mengawasi urusan keuangan dan barang dari denda adat.
Prinsip gotong royong adalah dasar dalam sistem kemasyarakatan Enggano untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Melihat kondisi sekarang ini, pemahaman akan akar budaya dan kearifan lokal suku Enggano menjadi hal yang penting.
Generasi sekarang ini harus meneruskan upaya pelestarian ini, seperti menjaga nilai-nilai tradisional serta mendukung banyak aspek yang membentuk identitas suku Enggano yang unik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: