Jangan Lewatkan Amalan Ini! Pahalanya Seperti 2 Kali Haji dan 20 Umrah

Jangan Lewatkan Amalan Ini! Pahalanya Seperti 2 Kali Haji dan 20 Umrah

Jangan Lewatkan Amalan Ini! Pahalanya Seperti 2 Kali Haji dan 20 Umrah--

“Celaka besar bagi orang-orang yang curang. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar?” (QS. Al-Muthafifin: 1-5).

BACA JUGA:Rewang, Tradisi Gotong Royong ala Masyarakat Jawa di Kemumu yang Masih Terjaga Hingga Saat Ini

Ganjaran Pahala yang Besar

Surah Al-Muthafifin mengecam keras tindakan curang atau tidak jujur dalam soal takaran atau timbangan. Surah Al-Muthafifin ini menunjukkan keluhuran dan keagungan ajaran Islam termasuk urusan kesalehan muamalah maliyah. Sebaliknya, Islam sangat mengapresiasi kejujuran dalam soal takaran atau timbangan. 

Sebelumnya Rasulullah saw pernah menyebutkan amal saleh yang nilainya setara dengan nilai ibadah haji dan umrah. Rasulullah menyebutkan amal saleh tersebut pada hadis riwayat Abu Dawud dari sabahat Abu Umamah ra.

من خرج من بيته متطهرا إلى صلاة مكتوبة فأجره كأجر الحاج المحرم، ومن خرج إلى تسبيح الضحى لا ينصبه إلا إياه فأجره كأجر المعتمر

Artinya: “Siapa saja yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan sholat fardhu akan diberikan pahala ibadah haji.

Sementara orang yang keluar rumah untuk mengerjakan sholat dhuha dan tidak ada tujuan lain selain itu, maka akan diberikan pahala umrah,” (HR. Abu Dawud).

Advertisement Pada riwayat lain, Rasulullah saw menyebut aktivitas atau kegiatan belajar dan mengajar kebaikan sebagai amal saleh yang nilainya setara dengan ibadah haji sebagaimana riwayat At-Thabarani berikut ini:

من غدا إلى المسجد لايريد إلا أن يتعلم خيرا أو يعلمه، كان له كأجر حاج تاما حجته

Artinya:

Siapa yang berangkat ke masjid hanya untuk mempelajari atau mengajarkan kebaikan akan diberikan pahala seperti pahala ibadah haji yang sempurna hajinya,” (HR. At-Thabarani).

Semua keterangan tersebut tentu saja bukan dimaksudkan untuk mengecilkan nilai atau menggugurkan kewajiban ibadah haji dan umrah. Namun bertujuan untuk mengapresiasi amal kesalehan sosial berupa kejujuran dalam timbangan atau takaran yang harus dijaga dalam kehidupan duniawi yang tidak lepas dari muamalah.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: