Rewang, Tradisi Gotong Royong ala Masyarakat Jawa di Kemumu yang Masih Terjaga Hingga Saat Ini
Rewang, Tradisi Gotong Royong ala Masyarakat Jawa di Kemumu yang Masih Terjaga Hingga Saat Ini--
RADARUTARA.ID - Tradisi rewang merupakan salah satu tradisi yang sangat erat kaitannya dengan masyarakat Jawa. Tradisi ini dapat dijumpai dalam masyarakat pedesaan, yang mana semangat gotong royong masih terpatri kuat di dalam diri setiap orang.
Tradisi rewang umumnya dilakukan saat tetangga sekitar sedang menggelar hajat atau acara besar. Para ibu-ibu bertugas memasak dan menyiapkan semua kebutuhan pangan, sementara bapak-bapak berkumpul untuk mempersiapkan peralatan yang akan dipakai dalam acara tersebut.
Lalu, ada juga para muda-mudi yang bertugas untuk menyuguhkan makanan kepada tamu undangan.
BACA JUGA:Meski Dilarang, Irigasi Persawahan Kemumu Jadi Saksi Bisu Euforia Kelulusan
Tradisi rewang juga adalah momen untuk bertukar cerita ataupun pengalaman antar wanita. Secara tidak langsung mereka menjadi semakin dekat dan akan terbentuk hubungan persaudaraan antar satu dengan lainnya.
Bahkan, rewang bisa menjadi penentu keberhasilan suatu hajatan. Jika masyarakat bergotong royong dan mempersiapkan segalanya dengan baik, maka acara bisa berjalan sukses.
Hal yang menarik, semua masyarakat yang ikut bergabung dalam tradisi rewang tidak akan diberi upah. Namun, mereka bekerja secara sukarela tanpa mengharap imbalan sedikit pun.
BACA JUGA:Dibobol Maling, 3 Unit Baterai Tower Milik Telkomsel di Padang Jaya Lenyap
Tetapi, biasanya pada akhir acara, kebanyakan tuan rumah akan memberikan hantaran seperti makanan atau bahan sembako sebagai ungkapan terima kasih kepada masyarakat yang sudah membantu untuk melancarkan acaranya.
Tetapi, sayangnya tradisi ini cuma bisa ditemui dalam masyarakat yang tinggal di desa saja. Sudah sangat jarang kita menjumpainya di dalam perkotaan. Maka sari itu, penting bagi kita untuk tetap melestarikan tradisi ini supaya selalu terjaga dengan baik.
Yaitu dengan cara selalu membantu tetangga yang hendak menggelar hajatan atau acara besar. Jika ini terus menerus dilakukan, dan menjadi suatu kebiasaan, maka tradisi rewang tak akan punah. Sehingga kita masih dapat meneruskan ke generasi selanjutnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: