Di Bengkulu Utara, Petani Keluhkan Penyaluran Pupuk Subsidi Tidak Merata

Di Bengkulu Utara, Petani Keluhkan Penyaluran Pupuk Subsidi Tidak Merata

Tanaman milik petani di area Kemumu yang sangat membutuhkan pupuk tambahan--

RADARUTARA.ID- Sejumlah petani di Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya mengaku produksi pertaniannya tak lagi bisa maksimal karena mengalami kekurangan pupuk

Mereka mengaku, pupuk subsidi program pemerintah tidak dialokasikan dengan merata kepada seluruh para petani.

Selain tidak merata, keluhan senda sebelumnya juga sempat di sampaikan oleh pateni di Desa Sido Urip, Kecamatan Arma Jaya. Dimana para petani mengeluh karena jatah pupuk subsidi karena  mulai di kurangi sejak tahun 2024 ini. Dimana dari 5 karung jatah untuk setiap kali musim tanam, saat ini hanya bisa di dapatkan sebanyak 3 karung saja.

Waluyo salah seorang petani mengaku sudah sejak 2 tahun lalu pupuk subsidi dari pemerintah tidak lagi bisa ia dapatkan. Ini terjadi lantaran, dalam mekanisme pengambilan pupuk subsidi terbaru sudah berubah, yaitu harus terdaftar dalam kartu tani. Sementara itu, ia tidak memiliki kartu tani tersebut.

"Waktu proses pendaftaran kami tidak di masukan. Bahkan setiap ada rapat kelompok tani kami juga di undang," akunya saat dibincangi radarutara, pada Minggu (28/4/2024).

BACA JUGA:Camat Akan Koordinasikan Kembali Nasib Jembatan Lembah Duri ke Kabupaten

Disampaikan Wibowo, para petani yang tidak bisa mendapatkan pupuk subsidi ini jumlahnya juga cukup banyak. Dari wilayah kemumu sendiri, setidaknya ada 50 persen petani yang tidak bisa mendapatkan pupuk subsidi tersebut.

"Ketua kelompok tani kami juga tidak terdaftar. Jadi kami tidak bisa mendapatkan pupuk subsidi," jelasnya.

Ditambahkan Waluyo, situasi sulitnya pupuk ini bisa terlihat dari banyaknya lahan pertanian yang tidak di kelola oleh para petani, khususnya di Kelurahan Kemumu. Sebab, mereka enggan mengelola lahannya karena pengelolaan lahan tanpa pupuk maka bisa mengurangi produksi pertanian.

"Kalau saya selama ini menggunakan pupuk kandang. Sebab, kalau mau beli pupuk non subsidi harganya mahal. Tapi ya beginilah, Mas. Hasilnya tidak maksimal. Lihat saja pertumbuhan tanaman cabai kami ini. Bisa dikatakan gagal lah kalau tidak ada pupuknya," terangnya sembari memperlihatkan lahan pertanian cabainya.

Ia berharap kebijakan pengalokasian pupuk ini bisa segera di rubah dan tidak di persulit. Sebab, petani sangatlah membutuhkan pupuk subsidi.

"Kalau bisa jangan di persulit lah. Lahan pertanian kami ini ada. Kami tidak akan mungkin menjual pupuk subsidi," tandasnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: