Petani Pasar Sebelat Keluhkan Jebolnya Saluran Irigasi ke Dirjen Kementan RI, Minta Alih Fungsi Lahan

Petani Pasar Sebelat Keluhkan Jebolnya Saluran Irigasi ke Dirjen Kementan RI, Minta Alih Fungsi Lahan

Ketua Poktan Air Nuso saat menyampaikan rusaknya saluran irigasi Primer kepada Ditjen Kementan RI--

RADARUTARA.ID- Sejak tahun 2022 lalu, saluran irigasi areal persawahan di Desa Pasar Sebelat, Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara dalam kondisi rusak parah alias jebol.

Kondisi tersebut diungkapkan secara langsung oleh Ketua kelompok tani (Poktan) Air Nuso, Desa Pasar Sebelat, kepada Sekretaris Ditjen Kementan RI disela pembagian alat bantu pertanian berupa pompa air di Desa Karya Jaya, Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS) pada hari Kamis (4/7), kemarin.

Ketua Poktan Air Nuso, Rudianto, mengatakan, sejak saluran irigasi di Air Nuso jebol, hampir 40 hektar lahan persawahan milik petani di lingkungan Desa Pasar Sebelat tidak mendapatkan pasokan air secara optimal. Akibatnya, produksi petani sejak beberapa tahun terakhir menjadi tidak maksimal.

"Irigasi itu jebol akibat banjir sejak 2022. Sudah berulang kali kami usulkan, bahkan ke Dinas PU tapi belum pernah mendapat tindak lanjut," ungkap Rudianto.

BACA JUGA:Rohidin Mersyah Berpeluang Maju di Pilgub Bengkulu 2024, Berikut Dasar Hukum yang Menjadi Acuan

Ditegaskan Rudianto, apabila kerusakan saluran irigasi tersebut tidak segera ditangani. Maka tidak menutup kemungkinan para petani akan mengambil jalan alternatif lain yakni, dengan melakukan upaya alih fungsi lahan dari persawahan menjadi perkebunan kelapa sawit.

"Kalau begini terus, tidak segera ditangani. Ya mungkin petani akan memilih untuk mengalihfungsikan lahan ke tanaman kelapa sawit," ancamnya.

Rudi, berharap dan mendesak kepada dinas terkait, khususnya Pemkab Bengkulu Utara agar dapat memperjuangkan perbaikan kepada saluran irigasi di Air Nuso tersebut.

"Harapan kami pemerintah daerah bisa mencari celah anggaran khusus dari pihak mana saja yang bisa digunakan untuk memperbaiki saluran irigasi kepada areal persawahan kami ini, bila perlu dengan melibatkan pihak kementerian," desaknya.

BACA JUGA:Siasati Anomali Cuaca dan Jaga Produksi Pangan, Kementan Salurkan Bantuan Pompa Air ke Poktan di Bengkulu Utar

Menanggapi keluhan tersebut, Sekretaris Ditjen Kementan RI, Dr Yudi Sastro, MP, mengakui, bahwa sekitar 30-40 persen daerah irigasi di Bengkulu mengalami kerusakan dan kondisi tersebut sudah disampaikan secara langsung oleh Kementan RI kepada Kementerian PUPR RI. Hanya saja, kata Yudi, anggaran yang dimiliki oleh Kementerian PUPR turut terbatas sehingga penanganan yang dilakukan harus bertahap dan membutuhkan waktu yabg cukup lama.

"Sehingga Kementan RI berinisiatif mencari solusi jangka pendek untuk menangani kerusakan daerah irigasi yang rusak itu dengan program pengadaan dan pemberian bantuan berupa mesin pompa air serta program cetak sawah di daerah rawa," pungkas Yudi.

Memang diakui Yudi, diharapkan daerah irigasi primer yang sedang rusak saat ini bisa segera diperbaiki oleh PUPR. Karena, bendungan sampai ke primernya itu kata Yudi, adalah tugas dari PUPR. Kemudian untuk irigasi sekunder dan tersier  menjadi tanggung jawab Kementan RI dan pemerintah daerah.

"Kami tidak masuk kesana (bagian PUPR). Tapi yang masih memiliki cadangan air terbuka, dengan pompa air ini masih bisa ditangani. Sebaliknya jika di daerah tersebut tidak ada sumber air terbuka, tapi ada sumber air di bawah bisa disiasati dengan program irigasi perpompaan. Secara tekhnis irigasi perpompaan ini akan di bor dan dibiayai oleh Kementan melalui bantuan anggaran yang diberi kepada kelompok. Silahkan ajukan kepada kami (Kementan)," terang Yudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: