Kerap Bermasalah, Subsidi Pupuk Akan Dialihkan ke Bantuan Langsung Petani
Subsidi Pupuk Akan Dialihkan Ke Bantuan Langsung Petani --
RADARUTARA.ID- Penyaluran pupuk Subsidi yang kerap menjadi masalah, membuat pemerintah mengubah penyalurannya. Nantinya pemerintah berencana mengganti pola penyaluran Pupuk bersubsidi menjadi Bantuan Langsung Petani (BLP) kepada para individu petani.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati, mengungkapkan rencana ini sudah dibahas bersama dengan presiden dan akan Ditarget bisa diterapkan secara nasional pada tahun 2026 mendatang.
"Jika Sebelumnya kita mensubsidi barangnya. Pemerintah menyerahkan kepada PT Pupuk Indonesia. Akan tetapi kedepannya depannya kalau BLP sama seperti bantuan langsung yang lain, kita menyediakan harga sesuai market. Tentunya terdapat berbagai variasi harga tergantung daerah. Untuk itu kita mensubsidi petaninya, langsung kepada petani yang membutuhkan subsidi," kata Vivi.
BACA JUGA:Seluruh Areal DAS di PT Agricinal Harus Dibuat Pembatas, Camat: Termasuk DAS Sebelat dan Sabai
Diungkapkannya pula, adanya rencananya BLP ini disorongkan Lantaran kebijakan pupuk subsidi masih saja kerap tidak sesuai dengan prinsip yang ada.
"Prinsip yang harus dipenuhi dalam penyaluran subsidi pupuk, yakni tepat guna, tepat sasaran, tepat waktu, tepat harga, tepat jenis dan mutu, serta tepat jumlah, "Tapi semua prinsip tersebut tidak terpenuhi," katanya .
Untuk saat ini lanjut Vivi, pemerintah juga telah menyiapkan uji coba di 2 kabupaten yakni di Kabupaten Bangka Timur dan Kabupaten Bangka dengan target 165 ribu petani.
"Ini adalah percontohan yang ditargetkan selesai pada 2025 sebelum kita terapkan secara nasional pada 2026," katanya.
Vivi mengatakan, dengan skema BLP, petani akan diberikan bantuan langsung tunai. Pasalnya berdasarkan kebijakan subsidi yang dipakai selama ini distribusi pupuk bersubsidi kerap tidak merata dan berpotensi tidak tepat sasaran.
"Dampak yang diharapkan dari BPL ini tentunya efisiensi penyaluran, kemudian produktivitas petani," katanya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: