Asal Usul THR di Indonesia, Tradisi Unik yang Paling Disukai Bocil Ini Ternyata Penuh Sejarah

Asal Usul THR di Indonesia, Tradisi Unik yang Paling Disukai Bocil Ini Ternyata Penuh Sejarah

Asal Usul THR di Indonesia, Tradisi Unik yang Paling Disukai Bocil Ini Ternyata Penuh Sejarah--

RADARUTARA.ID - Tradisi THR (Tunjangan Hari Raya) merupakan salah satu momen spesial yang  dinanti-nantikan banyak orang di Indonesia. Berbeda dengan negara lain, THR di Indonesia memiliki sejarah panjang dan unik yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat.

Sejarah THR di Indonesia berawal pada tahun 1951, di era Kabinet Soekiman Wirjosandjojo. Perdana Menteri Soekiman saat itu berinisiatif untuk memberikan tunjangan kepada para Pamong Pradja (sekarang PNS) berupa uang persekot (pinjaman awal) menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Tujuannya adalah untuk membantu meringankan beban keuangan para pegawai dalam memenuhi kebutuhan Hari Raya.

Pada tahun 1952, kaum buruh mulai menyuarakan tuntutan mereka untuk mendapatkan THR yang sama seperti PNS. Perjuangan mereka membuahkan hasil pada tahun 1954 dengan dikeluarkannya Surat Edaran Menteri Perburuhan tentang Hadiah Lebaran. Surat edaran ini menghimbau perusahaan untuk memberikan "Hadiah Lebaran" kepada para pekerjanya sebesar 1/12 dari upah.

BACA JUGA:Dibantu TNI - Polri dan Alat Berat, Buka Jalan Longsor di Perbatasan Bengkulu Utara - Lebong

Seiring waktu, istilah "Hadiah Lebaran" mengalami perubahan menjadi "Tunjangan Hari Raya" (THR) pada tahun 1994 melalui Peraturan Menteri Ketenagakerjaan. Aturan ini memperjelas kewajiban perusahaan untuk memberikan THR kepada para pekerjanya.

Aturan pemberian THR terus mengalami penyempurnaan. Pada tahun 2016, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 diterbitkan, yang mengatur bahwa THR diberikan kepada pekerja dengan minimal masa kerja 1 bulan dan dihitung secara proporsional.

Tradisi THR di Indonesia tidak hanya menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan, tetapi juga memiliki dampak positif bagi perekonomian. THR dapat meningkatkan daya beli masyarakat, mendorong konsumsi, dan memicu pertumbuhan ekonomi.

Lebih dari sekadar tradisi, THR telah menjadi simbol kepedulian dan penghargaan bagi para pekerja atas dedikasi dan kontribusi mereka dalam membangun bangsa. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan gotong royong yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: