Kebun Teh Kayu Aro, Peninggalan Belanda di Gunung Kerinci

Kebun Teh Kayu Aro, Peninggalan Belanda di Gunung Kerinci

Kebun Teh Kayu Aro, Peninggalan Belanda di Gunung Kerinci--

RADARUTARA.ID - Penjajahan Belanda di Indonesia selama 3.5 abad banyak sekali meninggalkan sejarah, monumen dan bahkan perkebunan. Salah satu perkebunan dari peninggalan Belanda dan masih ada hingga kini adalah Kebun Teh Kayu Aro yang ada di Kerinci.

Kebun Teh Kayu Aro sendiri merupakan kebun teh terluas dan tertinggi di dunia, dimana luas perkebunan ini mencapai 3.014,6 H mencakup luas kebun teh seluas 2.126,48 J dan perkebunan kopi kurang lebih 500 H dengan ketinggian yang mencapai 1400-1600 MDPl.

Perkebunan teh kayu Aro pertama kali dibuat pada tahun 1920 silam, perusahaan Belanda Namlodse Venotchaaf Veriniging Amsterdam yang pertama kali merintis perkebunan ini.

Penanaman teh  pertama kali di lakukan pada tahun 1923, selanjutnya pada tahun 1925 pabrik teh didirikan yang memproduksi teh hitam.

BACA JUGA:Ternyata Sosok ini yang Menjadi Dalang Dibalik Kedatangan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Raup Untung Rp3,3 Miliar

Pada tahun 1959, kebun teh berganti kepemilikan menjadi kebun teh yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia, lalu pada tahun 1974 status kepemilikan kebun teh ini oleh PTPN VII.

Kebun teh Kayu Aro sendiri menghasilkan teh unggulan atau teh Artodox grade satu dan tidak dijual di dalam negeri. Melainkan di ekspor ke luar negeri mulai dari, Eropa, Rusia, timur tengah dan berbagai tempat lainya.

Teh ini juga merupakan teh kegeraman dari banyak sekali pemimpin negara lain mulai dari ratu Belanda dan juga ratu Inggris.

Selain itu menariknya ranting teh bekas penanam Belanda hingga saat ini masih berdiri kokoh.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: