Tak Ada Anggaran Perbaikan, Debu Jalan jadi Santapan

Tak Ada Anggaran Perbaikan, Debu Jalan jadi Santapan

Kondisi ruas jalan di Kecamatan Kerkap yang rusak dan berdebu--

KERKAP RU.ID - Beberapa ruas jalan di Kecamatan Kerkap saat kemarau mulai menghasilkan lebih banyak debu. Hal itu pun dikeluhkan beberapa pengguna jalan dan warga disana karena dinilai menggangu pernafasan. Apalagi ruas jalan yang paling parah menghasilkan debu adalah jalan Desa Serumbung dan Desa Penyangkak, Kecamatan Kerkap. Dengan kondisi jalan yang rusak debu pun semakin menjadi-jadi saat kendaraan roda empat melintas. 

Rudi, salah seorang warga Desa Penyangkak menyampaikan, kondisi jalan rusak dan berdebu ini sudah berlangsung sangat lama, bahkan menurutnya debu yang bisa mengganggu pernapasan itu, sudah menjadi santapan sehari-hari. 

"Sejak musim kemarau ruas jalan ini semakin parah debu yang dihasilkan semakin banyak," keluhnya. 

Tak hanya itu, Rudi mengatakan kondisi jalan ini juga terkesan dibiarkan tanpa perbaikan. Untuk meminimalisir debu, dirinya dan warga terkadang menyemprot jalan dengan air.

"Ada puluhan truk lalu lalang setiap hari melewat jalur itu, hal ini pun memperparah jalan yang rusak sehingga menghasilkan debu yang semakin banyak, kami khawatir bisa membuat banyak warga mengalami Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)," katanya. 

Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu, Andaru Pranata, SE ketika disinggung tentang hal ini mengatakan, ruas jalan yang menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi di Kabupaten Bengkulu Utara ini ada 30%, untuk itu pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan agar permasalahan ini segera ditindaklanjuti, akan tetapi hal tersebut belum bisa terealisasi karena anggaran yang sangat minim.

"Dengan anggaran seperti tahun ini kita pesimis juga salah, kalau memang APBD Provinsi Bengkulu tidak memungkinkan maka akan kita sammpaikan ke pemerintah pusat, kita sudah beberapa kali menyampaikan kepada Dinas PUPR Provinsi agar segera bisa dilakukan perbaikan, tapi memang anggaran yang tersedia masih sangat terbatas," tutup Andaru. (bin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: