Sumber Kemunculan Wabah Penyakit, Mengapa China Sering Menjadi Titik Awal?

Rabu 15-01-2025,16:36 WIB
Reporter : Lia Junita
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID- Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah menyaksikan kemunculan berbagai wabah penyakit yang berasal dari China, mulai dari pandemi COVID-19 hingga kasus terbaru Human Metapneumovirus (HMPV).

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan menarik di kalangan masyarakat global mengenai faktor-faktor yang menjadikan China sebagai tempat kemunculan berbagai penyakit menular.

Menurut pandangan seorang ahli saraf yang juga menjabat sebagai profesor di Yale University School of Medicine, terdapat beberapa faktor kunci yang berkontribusi terhadap munculnya penyakit-penyakit baru di China.

Salah satu faktor utama adalah kepadatan penduduk yang tinggi, ditambah dengan interaksi yang intens antara manusia dan berbagai spesies hewan yang berpotensi menjadi wadah virus.

Kondisi ini diperparah dengan standar kebersihan yang belum optimal, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyebaran virus.

Wilayah China bagian selatan telah diidentifikasi sebagai area yang sangat rentan terhadap pencampuran berbagai jenis virus, sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Peter Daszak dari EcoHealth Alliance.

Di wilayah ini, terdapat banyak peternakan, terutama yang memelihara unggas dan babi, dengan sistem sanitasi yang masih terbatas dan pengawasan yang kurang ketat.

Para peternak kerap membawa hewan ternak mereka ke pasar tradisional yang lembab, di mana terjadi kontak langsung dengan berbagai jenis hewan eksotik.

Kondisi ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi virus untuk bermutasi dan berpindah antar spesies.

Faktor budaya juga memainkan peran signifikan dalam masalah ini.

Melinda Liu, seorang jurnalis yang menulis untuk Smithsonian, mengungkapkan bahwa banyak penduduk China, termasuk yang tinggal di perkotaan, masih memegang kepercayaan bahwa daging yang baru disembelih memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan daging yang dibekukan atau didinginkan.

Preferensi kuliner ini, ditambah dengan kondisi pasar hewan yang kurang higienis, menciptakan peluang besar bagi terjadinya kontak antara manusia dengan virus-virus yang telah bermutasi.

Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah kebiasaan masyarakat China dalam mencari pengobatan.

Ketika menghadapi masalah kesehatan, banyak warga lebih memilih untuk mencari pengobatan tradisional terlebih dahulu. Sayangnya, para praktisi pengobatan tradisional terkadang kurang akurat dalam mendiagnosis gejala penyakit.

Mereka seringkali menawarkan metode pengobatan seperti akupunktur atau ramuan herbal yang belum terbukti efektivitasnya dalam menangani penyakit-penyakit baru.

Kategori :