4. Kelelahan yang Tidak Kunjung Hilang
Meskipun tubuh terasa lelah, hormon kortisol yang tinggi dapat membuat kamu merasa tidak energik dan tidak mampu untuk beristirahat dengan baik.
Ini bisa mengarah pada kelelahan kronis yang sulit diatasi meski sudah tidur cukup lama.
Stres yang berkelanjutan dapat membuat tubuh kamu berada dalam keadaan "siaga", yang menguras energi.
5. Tekanan Darah Tinggi
Kortisol juga berfungsi untuk mengatur tekanan darah.
Namun, jika hormon ini terlalu tinggi, tekanan darah kamu bisa meningkat.
Tekanan darah tinggi adalah salah satu dampak buruk dari stres berkepanjangan dan peningkatan kortisol yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
6. Kulit yang Mudah Rusak atau Berjerawat
Kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan produksi minyak di kulit, yang dapat memicu jerawat.
Selain itu, hormon ini juga dapat memperlambat proses penyembuhan luka, membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi atau kerusakan, dan menurunkan kualitas kulit secara keseluruhan.
7. Mudah Marah atau Mudah Tersinggung
Peningkatan kortisol dapat membuat kamu lebih mudah tersinggung atau marah tanpa alasan yang jelas.
Ketika tubuh terus-menerus dalam keadaan "terjaga" akibat hormon stres, respon emosional menjadi lebih ekstrem, dan kamu mungkin merasa kesulitan untuk mengontrol perasaan atau reaksi terhadap hal-hal kecil.
8. Masalah Pencernaan
Kortisol juga memengaruhi sistem pencernaan. Kadar yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus, menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit, diare, atau kembung.