RADARUTARA.ID - Di era serba canggih dan berteknologi sekarang siapa sangka sebelumnya ada masa sulit pada tahun 1990, yaitu zaman transmigrasi saat kepemimpinan Presiden Soeharto.
Dimana masa itu, ada pengembangan penduduk dari pulau Jawa kedaerah lain yang ada di Indonesia.
Seperti halnya di Pulau Sumatera, kondisi geografis pada masa itu belum padat penduduk dan masih semak belukar dipenuhi hutan belantara.
Kepala Desa Marga Sakti, Sumaryono menceritakan kisahnya saat menjadi salah satu warga transmigran dari pulau Jawa mengatakan, desanya itu dahulunya hanya dihuni 495 Kapala Keluarga (KK).
Bermula niatan itu diawali mengikuti program pemerintah untuk mengubah nasib di Pulau Sumatera di Unit 1 Kurotidur (Desa Marga Sakti red.) datang untuk membangun daerah baru bersama 100 KK Transad melalui UPT.
"Awalnya orang tua saya pindah ke Kurotidur untuk mengadu Nasib pada tahun 1977, kala itu,"jelas Sumaryono, Kades Marga Sakti.
BACA JUGA:Sebelum Nekat Bunuh Diri, Polisi Beberkan Curhat Korban Pada Istri
Sumar membeberkan, kepahitan hidup pada saat itu tak seindah pada masa sekarang. Generasi para transmigran zaman dahulu merasakan penerangan hanya menggunakan lampu dari minyak tanah.
"Sementara saat ini sudah ada lampu listrik dan memasak sudah menggunakan Gas LPG,"terangnya sembari mengenang sejarah awal mulanya tinggal di rumah sederhana transmigrasi.
Perubahan pesat yang ia alami selama tinggal di Desa Marga Sakti, tak lepas dari kegigihan para pendahulu mulai dari Transmigrasi hingga diturunkan kepada anaknya untuk terus bertahan hidup dan merasakan jaman sekarang.
"Wilayah ini awalnya luas, saat ini Desa Marga Sakti sudah banyak berubah dan kini mekar menjadi 3 Desa, yaitu Desa Marga Sakti, Desa Tanah Hitam dan Deaa Sido Luhur,"imbuhnya.
Proses perubahan itupun, Sumaryono mengaku ada masa selama 47 tahun lebih yang dirasakan oleh masyarakat.
Banyak perubahan dan kemajuan untuk membangun Desa Marga Sakti tercintanya. Perubahan yang dimaksud, ditahun 2024 ini telah memasuki memasuki generasi ke 3.
"Kami bangga menjadi anak Tarasmigran. Anak jaman sekarang mana pernah merasakan lampu dari minyak tanah, telepon komunikasi hanya menggunakan engkol. Sementara saat ini sudah serba canggih mulai dari LED hingga Android,"ucapnya.