Hanya saja, Ia mengaku caleg dukungannya secara data C1 yang telah diinput masih diposisi aman dan bisa dikatakan menjadi anggota legislatif.
Walaupun suara yang didapat melalui rekapitulasi data sementara tidak sesuai dengan yang direncanakan.
"Pemilu tahun ini untuk pemilihan Legislatif tingkat Kabupaten terbilang lebih ekstrim, banyak caleg yang ngeluh apa yang sudah dikeluarkan tidak sesuai dengan kenyataan. Wajar jika tidak duduk di dewan caleg tersebut jadi stres,"bebernya.
BACA JUGA:Update Perolehan DPR-RI Dapil Bengkulu, Suara Dewi Coryati Naik Posisi Teratas Disusul Derta Rohidin
Jadi kesimpulannya, wajar jika saat ini terjadi krisis kepercayaan terhadap politik terlebih berpolitik jika tanpa mahar.
Dengan demikian, pesta demokrasi seyogyanya mencari pemimpin atau wakil rakyat untuk menjadi jembatan aspirasi masyarakat di DPRD, itu akan sulit diwujudkan oleh pada anggota legislatif.
Walaupun praktik money politik sangat dilarang dan dianggap melanggar dengan ancaman didiskualifikasi sebagai peserta Pemilu, namun kenyataannya kegiatan terselubung itu masih dilakukan.
"Realitanya, money politik masih menjadi magnet para pemilih,"tandasnya.
Jadi masihkan anda tertarik untuk maju sebagai calon legislatif yang memakan biaya atau modal hingga ratusan juta bahkan miliaran rupiah.*